*Palembang, 13 November 2025 Buser Indonesia News.com
PT Bukit Asam Tbk, kembali menorehkan prestasi dengan meraih Penghargaan Kategori Pembina Desa Proklim 2025 dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan PTBA dalam membina Desa Karang Raja menjadi desa bersih, tangguh, dan berkelanjutan melalui berbagai aksi mitigasi pengurangan emisi gas rumah kaca serta adaptasi terhadap perubahan iklim—sejalan dengan semangat Program Kampung Iklim (Proklim).
Salah satu inisiatif PTBA yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat desa yakni Pembangunan PLTS Irigasi di Desa Karang Raja. Program ini mengubah pola tanam petani dari hanya 1 sampai 2 kali panen menjadi 3 kali panen per tahun, sekaligus berkontribusi menekan emisi karbon dan mendukung cita-cita Net Zero Emission 2060.
Selain itu, PTBA secara aktif melakukan pembinaan pertanian organik yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. PTBA juga melakukan pemasangan biopori dan penanaman pohon di kawasan rawan banjir dan longsor sebagai bentuk kesiapsiagaan masyarakat menghadapi dampak perubahan iklim.
Selain PTBA, Desa Karang Raja juga dianugerahi penghargaan kategori pelaksana program, sebagai pengakuan atas aksi nyata warganya yang konsisten menjaga lingkungan.
Melalui kolaborasi dengan masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak, PTBA berupaya menjadikan desa binaan bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat pembelajaran bagi masa depan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
“Kami sadar, bumi tidak butuh kita untuk bertahan, tetapi kitalah yang membutuhkan bumi untuk hidup. Karena itu, setiap langkah kecil yang kami ambil adalah bentuk rasa syukur dan tanggung jawab terhadap alam,” jelas Sustainability Division Head PTBA, Dedy Saptaria Rosa.
Acara penyerahan penghargaan berlangsung di Venue Kebon Gede, Palembang, bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) 2025, dan diserahkan langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru.
Dalam sambutannya, Herman mengajak generasi muda untuk kembali menghidupkan semangat 3R — Reduce, Reuse, Recycle — yang terbukti efektif mengurangi volume sampah plastik. Ia mendorong Dinas Perindustrian untuk mengembangkan program kreatif berbasis daur ulang plastik, seperti furnitur ramah lingkungan yang bernilai ekonomi tinggi.
Tak hanya soal sampah plastik, Herman juga menyoroti persoalan lingkungan lain yang tak kalah genting yakni kerusakan akibat eksploitasi alam berlebihan, sedimentasi sungai, hingga abrasi yang mengancam ekosistem. “Upaya penyelamatan lingkungan tidak boleh bersifat sesaat. Ini harus menjadi gerakan berkelanjutan,” tegasnya.
Dedy menambahkan, sejalan dengan pesan tersebut, PTBA menegaskan komitmennya untuk terus menerapkan prinsip keberlanjutan di setiap lini usaha dan program pemberdayaan masyarakat.
“Bagi PTBA, penghargaan ini bukan sekadar simbol, melainkan pengingat bahwa setiap langkah kecil menuju keseimbangan alam memiliki makna besar bagi masa depan. Konsistensi ini pula yang membawa PTBA meraih berbagai penghargaan lingkungan, termasuk PROPER Award yang telah diperoleh selama lebih dari satu dekade,” tutup Dedy.
Red
















