Purwakarta || buseridonews.com – Dengan viralya content video youtube, terkait adaya aksi protes yang dilakukan seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Purwakarta. Dari apa yang Kami Red simak dari cotent vidio tersebut, ada kalimat : “Akang (Dedi Mulyadi) disini sebagai apa? Apa dasar hukumnya?” tanya Yudha Dawami, pada hari Rabu. Seorang mahasiswa itu secara tiba-tiba melakukan protes, saat Dedi Mulyadi sedag melakukan aksi bersih-bersih di Pasar Rebo Purwakarta. mahasiswa ini menyampaikan kalimat protes juga mempertanyakan kapasitas Dedi membersihkan sampah di tempat itu.
Ikhwal dari kejadian itu bermula saat Kang Dedi Mulyadi membersihkan sampah bersama Ikatan Warga Pasar (Iwapa) di Pasar Rebo Purwakarta. Selain itu, Dedi melakukan diskusi dengan aparat untuk bersama-sama melakukan penataan untuk para pedagang yang langsung disambut positif pihak terkait.
Untuk membersihkan sampah yang berserakan dan membantu aparat metertibkan lapak pedagang, Dedi pun berinisiatif mengajak para pengemudi ojek untuk membantu. “Ini ojek ada berapa orang? Sok bantuin saya bersihkan pasar nanti dibayar Rp150 ribu per orang,” kata Dedi. Namun pada saat aksi tersebut, waktu Dedi memunguti sampah, tiba-tiba Dedi dihampiri pemuda yang mengaku sebagai mahasiswa di Purwakarta, mempertanyakan kapasitas Dedi sebagai apa, sehingga ia mau membersihkan sampah.
“Saya di sini sebagai warga yang ini Purwakarta bersih. Kalau membersihkan lingkungan harus ada dasar hukum?,” kata mahasiswa itu kepada Dedi.
Lalu Yudha melakukan protes dan menilai kalua Dedi sebagai Anggota DPR RI tak berwenang karena bukan pelaksana teknis, tapi Dedi beralasan dirinya membersihkan sampah karena menyebutkan kalau ia adalah warga Purwakarta yang mencintai kebersihan.
Mahasiswa itu pun terus memprotes jawaban Dedi. Ia merasa apa yang dituturkanya merupakan protes warga yang diwakili olehnya. Mendengar hal itu Dedi pun menanyakan masyarakat mana yang diwakili oleh Yudha, Namun Yudha tak menjawab dan terus menanyakan kewenangan juga kompetensi Dedi membersihkan sampah di pasar.
“Membersihkan ini (sampah) tidak perlu kewenangan atau kompetensi,” ujar Kang Dedi. beberapa saat kemudian, mantan Bupati Purwakarta itu mengajak Yudha ikut gabung membersihkan, namun tidak ikut dengan alasan ada agenda diskusi.
Selanjutnya Dedi menyambut, siapa pun orang berhak untuk melakukan protes atau kritik. Namun hal tersebut harus disertai contoh. “Kritik itu harus dengan contoh. Karena publik saat ini menyukai hal yang praktis,” kata dia.
Ketua DPC. LAKI Purwakarta, Nandang Saepulloh angkat bicara terkait hal tersebut. “sangat disayangkan diskusi tersebut ada kesan seperti tidak memberikan kesempatan bicara yang banyak kepada mahasiswa tersebut, sehingga yang bersangkutan tidak dapat mengutarakan pesan yang sebenarnya,” jelas Nandang.
Nandang juga mempertanyakan kinerja para pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta. Pasalnya, persoalan kebersihan dan penertiban lingkungan pasar seharusnya sudah bisa diatasi, dan harus malu hal ini dilakukan oleh salah serang Anggota DPR RI, dan ini sebuah tamparan bagi para pejabat di Purwakarta, harus bisa seperti kang Dedi.
“Jika diperhatikan pesan yang disampaikan oleh mahasiswa itu ada betulnya juga, yang mempertanyakan para pejabat purwakarta yang mengurusi hal tersebut agar lebih peka terhadap kinerjanya, ” ujar Nandang, kepada kami Awak Media BI. Saat dikompirmasi via chat WA.
“Betul kata Kang Dedi, seharusnya tidak hanya yang bersangkutan yang malu tapi juga kepala daerah serta kepala OPD di jajaran Pemkab Purwakarta harusnya lebih malu karena urusan permasalahan seperti itu masih harus dikerjakan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI,” tegas Nandang.
Diharapka juga Kang Dedi juga bisa lebih tegas kepada kepala daerah setempat, tak hanya kepada masyarakat untuk berdisiplin.
“Mudah-mudahan kedepannya Kang Dedi juga bisa dialog dengan yang punya Kebijakan di Purwakarta, agar bisa mendisiplinkan bawahannya untuk bekerja dengan baik,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi Kang Dedi yang masih memperhatikan kondisi Purwakarta. Meski bukan sebagai pejabat daerah lagi, Kang Dedi masih sempat dan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Purwakarta.
“Sejak dari beliau memimpin kondisinya masih kotor, namun kami salut dengan dedikasi dan pengabdiannya, masih mau mengerjakan pekerjaan yang belum selesai meskipun bukan sebagai Kepala Daerah lagi. Sepertinya masyarakat Purwakarta berharap kembali kedepan sosok beliau mau memimpin kembali Purwakarta .” Sambut Nandang. ( Saepul B.SAG/ Dedi H)