Abah Djudju 74 Tahun Masih Aktif Dan Kreatif Berkarya Di Galeri Wayang Purwakarta.
Purwakarta.|| BI ~ Berbagai karya diantaranya dalam pembuatan suling, gantungan tas, kunci dan lainnya dengan memakai hiasan dari bunga pinus kering dan rempah, gayung (alat mengambil air) dari batok kelapa, jaman dulu biasa ada dapur-dapur warga digunakan untuk mengambil air, sekarang sering terlihat digunakan pada saat -saat acara sakral seperti siraman menjelang pernikahan, karya lainnya tempat buah dan pigura dari stik bekas makanan semacam eskrim dan banyak macam lainnya hasil karya Rahmat Junaedi Alias Abah Djudju (74) tersimpan di Galeri Wayang Pemerintah Daerah Purwakarta.Hal tersebut dibenarkan Abah Djudju kepada media di area Galeri itu, Rabu (08/03/2023).
Menurut Abah, dirinya masih bisa bekerja dan dipekerjakan di Galeri Wayang, pengunjung banyak yang datang dan masuk dengan tiket seharga Rp. 3.000,- untuk melihat wayang-wayang dan berbagai pernak pernik buatan Abah dan bisa bertemu Abah langsung di dalam Galeri Wayang Pemerintah Daerah Purwakarta.
“Ada yang paling terkesan dari sekian banyak penghargaan, sebuah penghargaan dari sebuah Universitas terkenal di Bandung hasil kreatifitas pertanian Abah yang berhasil mengawinkan berbagai macam terong dengan takokak sehingga berbuah unik, hal itu pengetahuanya didapat dari kebiasaan Abah membaca kemudian peraktek dan berhasil, mengalahkan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi dibidang itu,” ungkap Abah.
Pengunjung yang datang diantaranya siswa-siswi pelajar, mereka yang mau dan belajar guna menghasilkan karya seperti karya Abah tidak jarang mendapat piala penghargaan atau piagam dari Abah yang sudah disediakan di tempat Abah bekerja, ada tempat khusus Abah untuk duduk dan menjalankan peran dan tugasnya di sekitar area Galeri tersebut.
Untuk pengunjung Umum yang ingin mengetahui pewayangan bisa datang dan melihat langsung, ada petugas jaga yang dapat menjelaskan pungsi kerjanya di Galeri yang terbuka untuk semua pengunjung, dari berbagai usia, anak-anak, remaja dan dewasa.
Dari gemar membaca dan mensosialisasikan kegemaran membaca berbagai buku, majalah, tabloid, koran dan lainnya, Abah dikenal banyak orang dan masih bisa bekerja di usia senja, bahkan masih sering keliling memakai sepeda diantaranya sepeda hadiah dari berbagai media dan petinggi yang berguna untuk Abah keliling, bertemu warga meminjamkan berbagai koleksi sarana bacaan untuk warga masyarakat.
Penampilan sederhana, masih pasih menjelaskan berbagai hal yang ditanyakan kepada Abah, seputar kegiatannya selama ini, patut di contoh dan dipelajari bagaimana Abah sehat, aktif, kreatif, peduli di usia senja dan masih di pungsikan untuk kepentingan umum dalam kegiatan yang diembannya bermanfaat bagi banyak pihak kini dan nanti.
“Kebiasaan dan kebiasaan positif kita dalam keseharian hidup sudah semestinya bisa diteruskan kepada anak cucu sebagai generasi, mengetahui banyak berbagai hal yang berkembang dari waktu ke waktu sesuai perkembangan zaman dengan tetap gemar membaca sebagai kunci berbagai ilmu, digali, dikaji, dipelajari dan diperaktekan guna menghasilkan pelajaran dan karya nyata,” ujar Abah.
Karya nyata yang berguna bagi diri pribadi, keluarga dan sesama lebih luas, mendukung partisipasi pembangunan yang semakin berkembang pesat tanpa harus melupakan upaya kerja keras para leluhur sebelum kita, mengisi waktu kita dengan belajar dan terus belajar, saling peduli dan menghargai satu sama lain, bersatu untuk terus mempertahankan budaya kreatif yang bermoral dan menjungjung hak asasi manusia yang beradab itu indah.
Laela.