Arogansi Aparatur Desa Citalang Purwakarta Intimidasi Dan aniaya Jurnalis Pantas Mendapat Sangsi Tegas.

BUSER INDONESIA || Purwakarta- Perlakuan tidak menyenangkan dari oknum aparatur Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Jum’at (17/11/2023) terhadap seorang Jurnalis saat sedang menjalankan tugas-tugas jurnalistik dengan menganiaya dan marah-marah bukti aparatur desa tersebut tidak layak mengemban amanah terlebih bergaya seperti preman yang emosional tidak terkendali, memberikan gambaran orang tersebut arogan tidak pantas menjadi teladan untuk masyarakat.

Perlakuan yang dibuatnya cermin arogansi yang.dapat menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan terhadap oknum tersebut untuk adil bijaksana, sangsi diberikan kepada oknum semacam ini sudah sepantasnya dilakukan, guna efek jera dan tidak mengulang perbuatan jahatnya yang melawan hukum di Negara Indonesia.

Penganiayaan dan caci-maki dari oknum aparatur di desa kepada Jurnalis saat tengah melakukan penelusuran data kaitan dugaan penyelewengan program ketahanan pangan untuk desa tersebut, sudah sangat keterlaluan, sepantasnya oknum ini dipantau dan menerima sangsi serta pembinaan guna kesadarannya tidak bisa berbuat semena-semena merasa jagoan yang dapat merusak kedamaian yang selama ini kita pertahankan bersama, jujur dan siap memperbaiki sudah semestinya, bukan berbuat jahat sedemikian rupa, terlebih kepada Jurnalis, ini noda yang tercipta dalam sejarah aparatur desa mampu melakukan kejahatan yang tidak sepantasnya.

Di dunia ini tidak ada jagoan, jika terbukti seseorang bersalah, ada proses hukum yang bisa dijalani, bukan sekedar maaf dan upaya damai semata, bagus mohon maaf dan memaafkan tapi proses hukum semestinya ditempuh, ini menyangkut profesi dan bukan semata pribadi dari seorang jurnalis itu sendiri. Perlindungan seorang berprofesi Jurnalis wajib ditegakkan, stop kekerasan, stop kejahatan, stop main hakim sendiri, introspeksi bersama, perbaiki bersama, buang dendam penyakit hati, silahkan belajar religi sesuai keyakinan guna kedamaian lahir dan bathin.

Apalagi jika benar selain mendapat penganiayaan, jurnalistik tersebut mengaku mendapat intimidasi secara verbal dari oknum itu, bahkan sempat dijambak dan dipukul oleh beberapa rekan dari oknum aparatur Desa Citalang, ini sudah sangat keterlaluan, Mereka pantas mendapatkan pembinaan dari Negara sesuai aturan yang berlaku, tidak pantas dibiarkan, karena tanpa pembinaan para oknum tersebut seolah biasa yang dapat menimbulkan keberanian Mereka berbuat serupa kepada sesama lainnya jika menghadapi masalah.

Dikhawatirkan, bukan dengan kebaikan tapi arogansinya yang dapat berkembang, sungguh miris disaat orang banyak berjuang untuk perdamaian dunia dimulai tanggungjawab pribadi dalam tugas keseharian, ini malah membuat keresahan, pantaskah ini dibiarkan, sungguh menghawatirkan jika ada pembiaran cukup damai menyisakan sesak bagi semua yang tidak menyukai perbuatan Mereka para oknum tersebut.

Maaf semata bukan solusi, tanpa proses hukum dalam kasus ini, silahkan membuka mata hati masing-masing, adakah jaminan mereka tidak mengulang jika tidak diberi efek jera, tujuannya agar mereka bertobat dan tidak mengulang lagi serupa, buang merasa jagoan atau pintar dalam kekerasan, karena dampaknya bukan untuk pribadinya saja, tapi dapat merugikan orang lain disekitarnya

Akibat perbuatan mereka para oknum itu, Jurnalis selain mengalami sakit pisik juga dapat mengganggu kinerja setidaknya saat ini tidak dalam kondisi percaya kepada keamanan di Purwakarta yang sedang giat pembenahan. Pelaku yang diduga merupakan salah satu apartur Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta Kota itu sebaiknya diperiksa pihak terkait, guna mengetahui alasan dari perbuatan yang tidak elok didengar dan dilihat tersebut.

Jauh dari kata Istimewa atau Cantik yang ada seramnya Purwakarta karena perbuatan melawan hukum dalam kasus ini, bagaimana dengan lainnya, harap semua bekerja keras demi terciptanya keamanan sesungguhnya yang bersih dan kondusif.

Kejadian kekerasan di lapangan Kampung, Mekarsari, RW 04 Desa Citalang, sekitar pukul 10.20 WIB. Saat wawancara dengan Kaur Pemerintahan yang bernama Iyus. Tiba-tiba, salah satu rekannya melakukan pemukulan, menjambak, marah-marah dan membentak serta mendorong badan Jurnalis sebagaimana disampaikan Jurnalis itu kepada media, Jumat 17 November 2023 itu di Polres Purwakarta, sungguh sangat keterlaluan, jauh dari prilaku baik, yang ada kata jahat dan main hakim sendiri tidak pantas menjadi pegawai di sarana publik.

Sebagaimana dijelaskan Jurnalis yang menjadi korban itu, kejadian yang menimpanya berawal saat dirinya datang ke desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, setelah adanya informasi berkaitan dengan dugaan penyimpangan atau dugaan korupsi pada program ketahanan pangan di bidang hewani di Desa Citalang.

“Setelah mengkonfirmasi perihal tersebut pada kepala desa, saya melakukan pengecekan ke lapangan. Nah, kejadian pemukulan dan intimidasi terjadi dalam proses penelusuran kelapangan,” jelas Jurnalis tersebut.

AS Jurnalis itu mengungkapkan, sebelumnya ia memperoleh informasi, bahwa sebanyak 28 ekor kambing pada program ketahanan pangan di desa tersebut lenyap dan tidak diketahui keberadaannya. Hilangnya hewan ternak tersebut diduga ditilep oleh oknum aparat desa dan oknum penerima program. Contoh yang tidak bertanggungjawab disaat masih banyak orang kesulitan setelah Pandemi Covid, jika benar mereka mampu seperti itu, ini bukti sejarah di Purwakarta, saat ini tidak dalam baik-baik saja, perlu kerja keras semua pihak terkait dalam melakukan pembinaan kearah perbaikan yang nyata.

Laela/ Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *