Cemburu Sosial Di Lingkungan Sekolah Memprihatinkan

BUSER INDONESIA || Purwakarta- Hari ulang tahun sudah kebiasaan banyak dikalangan masyarakat merayakannya dengan berbagai cara sesuai pilihan masing-masing, tapi apa jadinya jika ulang tahun seorang siswa salah satu sekolah dihadiri kepala Dinas Pendidikan, terlebih itu dilakukan tiup lilin di dalam kelas, rasanya bukti kurang peka dari seorang yang berpendidikan tinggi yang teori pelajaran lainnya bagus, tapi kepekaan menjaga rasa pelajar lain agar jangan sampai menimbulkan cemburu sosial tidak diperhitungkan. Demikian disampaikan seorang ibu, warga yang tidak mau di tulis namanya di seputaran lingkungan salah satu sekolah tidak jauh dari salah satu Pasar Tradisional Purwakarta, Jum’at (17/11/2023).

Menurutnya, sebagai warga masyarakat terkadang banyak melihat hal aneh atau berlebihan dari banyak petinggi yang harusnya memberi contoh terkadang memperlihatkan yang semestinya tidak dilakukan, kecuali kebetulan dengan agenda kedatangan lain, semisal mensuport anak didik yang berprestasi dalam suatu bidang yang membanggakan daerah atau sekolah tersebut guna menyemangati pelajar yang berprestasi itu untuk maju ke ajang lebih besar dan menyemangati semangat terus belajar para pelajar lainnya yang belum berprestasi.

Ya mudah-mudahan kedepan semuanya lebih peka dan saling menjaga rasa satu sama lain, tidak memperlihatkan kesombongan atau ketakutan berlebihan tidak dihargai karena merasa diri terhormat, angkuh, pilih kasih, baik kepada mereka yang dirasa bisa menyanjung atau bisa diatur, menghindar atau tidak peduli kepada mereka yang dirasa tidak begitu penting untuk diri seseorang, maaf bukan menuduh tapi sekedar mengingatkan penting dalam sebuah kehidupan berbangsa di Negara ini,” terang warga tersebut.

‘Manusia punya masa terbatas, suatu hari tidak dapat berbuat banyak, itu hal biasa, ketika tidak hargai atau melihat kesombongan pihak-pihak yang sedang mimpi dunia indah untuknya saat-saat tertentu ambil hikmahnya saja, berharap kedepan dapat saling introspeksi guna saling memperbaiki cara hidup masing-masing yang lebih bermoral dan beradab, sebagai sesama manusia sudah semestinya saling mendukung kebaikan kedepan.

Tidak perlu dendam jika kita pernah diperlakukan tidak adil atau dipermalukan yang membuat pernah kecewa, akan lebih nyaman jika kita berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu agar kita dapat merasakan kedamaian nyata hati kita, sehingga mampu melakukan hal lainnya yang lebih indah untuk kita bersama saling memahami pentingnya upaya perbaikan.

Setidaknya dapat dimulai dari Do’a kita kepada sang pencipta segalanya memohon kebaikan bagi lahir dan bathin yang pernah kecewa menjadi rasa sukacita, berterimakasih atas semua rasa yang pernah ada, semoga kedepan lebih dapat memahami untuk dapat di implementasikan dalam kehidupan nyata.

Kita saling berdaya dan mampu menciptakan rasa bahagia dengan kesejahteraan yang berkualitas bukan instan atau karena pihak tertentu yang membuat kita pernah jumawa yang dapat menyisakan tidak percaya dengan suatu amanah yang pernah diemban, yang mestinya memperlihat contoh teladan tanpa terasa membuktikan kita pernah lupa atau berlebihan yang membuat pihak-pihak tertentu tidak nyaman.

Siapapun yang pernah mengalami kecewa semoga mampu memaafkan dan dimaafkan oleh siapapun yang pernah dikecewakan, sekalipun tidak terucap langsung, setidaknya kita sudah berupaya berdamai dengan yang terdekat yaitu diri kita pribadi, perlahan dengan mereka dari lingkungan yang lebih luas,” ungkapnya.

Kepala Dinas pendidikan Purwakarta, ketika akan di konfirmasi sedang tidak kantor. “Bapak sedang tidak ada di kantor,” menurut staf yang berhasil di temui di Dinas Pendidikan Purwakarta, Jum’at (17/11/2023).

Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *