DBD Intai Musim Hujan, 9 Orang Jadi Korban

Blora ll buserindonews.com – Musim penghujan di tahun 2024 ini dan cuaca yang ekstrim, pihak Dinas Kesehatan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, mengimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hal itu disebabkan hingga bulan Maret ada 200 lebih kasus di tahun 2024, dan 9 orang warga Blora meninggal akibat terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinkes Edy widayat menjelaskan bahwa kondisi musim hujan menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes Egypti. Telur-telur nyamuk ini berkembang biak ketika ada genangan air, penggunaan fogging tidak tepat dan hasilnya tidak signifikan, dan dapat meningkatkan risiko penularan penyakit. Oleh karena itu, pihaknya memberikan imbauan kepada masyarakat yang tepat dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M Plus, dan juga selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.

“Pola hidup bersih dan sehat sangat penting untuk mencegah terjadinya kasus DBD di lingkungan sekitar kita. Karenanya kami turut mengajak masyarakat untuk menerapkan prinsip PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti,” kata Edy kepada awak media.

Edy menambahkan Dalam penggunaan fogging, hanya dapat membunuh nyamuk dewasa, dan nyamuk dewasa itu akan hidup antara 15 sampai 30 hari. Sedangkan nyamuk betina dewasa itu bertelur 100 sampai 150 butir telur, dan dalam jangka 7 hari menjadi nyamuk dewasa. “Mati satu tumbuh 150, saya harapkan masyarakat menerapkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan prinsip 3M,” tambahnya.

Selain prinsip 3M, Edy sapaan akrab kepala Dinkes itu menyoroti elemen ‘plus’, termasuk dalam upaya pencegahan penyakit DBD, meliputi: memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, penggunaan obat anti nyamuk, penanaman tanaman pengusir nyamuk, menggunakan kelambu pada saat tidur dan kegiatan gotong royong dalam membersihkan lingkungan. Upaya ini diharapkan dapat mencegah dan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.

Berdasarkan tujuan itu, sambungnya, penting bagi masyarakat untuk memahami gejala-gejala DBD. Edy mengingatkan bahwa gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, hingga di belakang mata, perlu diidentifikasi dengan cepat.

Apabila kita merasakan atau menemukan orang di sekitar kita mengalami gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan,” tutupnya.

(Angga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *