Jatah Biosolar Di Kudus Diduga Banyak Dijarah Mafia Solar yang Kini Merajalela (Aparat Tutup Mata?)

Fenomena aksi borong BBM bersubsidi jenis biosolar akhir-akhir ini begitu marak yang terjadi secara terang-terangan

Kudus || buserindonews.com – Fenomena aksi borong BBM bersubsidi jenis biosolar akhir-akhir ini begitu marak yang berlangsung dan terjadi secara terang-terangan di depan mata umum tidak hanya malam hari atau dini hari tapi kini bisa (berani) berlangsung di pagi dan siang atau sore hari.

Para pelaku *Ngangsu Solar* ini atau para Mafia Solar ini sepak terjangnya semakin berani saja diduga karena sudah ada “main mata” dengan aparat penegak hukum di Kudus.

Dari pantauan Tim Awak Medis di lapangan selama ini hampir di sebagian besar SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Kudus melayani aksi para Pengangsu ini hanya di SPBU Tanggulangin saja yang tidak / belum terpantau adanya aktifitas para Pengangsu ini.

Adapun SPBU yang paling ramai dengan adanya aktifitas ini adalah di SPBU Krawang, Tanjungkarang, Payaman, Ngembal dan Panjang.

Pihak SPBU nampaknya bersembunyi dibalik praktek penerapan barcode sehingga mereka merasa aman dan nyaman serta tidak merasa bersalah karena melayani aksi para Pengangsu Solar ini.

Mereka berkilah hanya sekedar melakukan pekerjaannya melayani para pembeli BBM dan rata-rata mereka menyatakan tidak tahu bahwa armada yang mengisi solar (rata-rata 500 liter sekali ngisi) adalah armada yang sudah dimodifikasi khusus untuk *mengangsu solar*.

Permainan tersebut sebetulnya sudah jelas jelas nampak dengan gamblang bahwa diantara mereka memang ada main yang bersifat *Simbiosis Mutualisme*.

Dari keterangan para sopir armada pengangsu rata-rata mereka memberikan tips berkisar 200 – 300 rb per 1 ton solarnya kepada pihak operator.

Dari pantauan Tim Media di lapangan selama ini dalam kegiatan Investigasi penyalah-gunaan distribusi BBM Bersubsidi jenis biosolar di wilayah kabupaten Kudus terdeteksi dari rekam jejak para pemain-pemain Solar yaitu W, R, C, D dan R.

Mereka inilah yang diduga kerap melakukan kegiatan Ngangsu Solar di Kudus.

Bahkan akhir-akhir ini sepak terjang mereka semakin menjadi jadi yaitu tidak hanya pada malam hari namun bahkan kini pagi, siang, sore, petang dan malam bahkan tengah malampun mereka beraksi. Nampaknya sebelum melakukan aksinya tersebut mereka sudah saling kontak dengan pihak operator untuk mengetahui situasi dan kondisinya aman atau tidak untuk Ngangsu, jika aman mereka langsung segera meluncur ke SPBU tersebut.

Terkait dengan kondisi tersebut di atas, seorang tokoh Pemerhati Kebijakan Publik dan Supremasi hukum di Provinsi Jawa Tengah Kompol (P) Supriyadi, SH dalam kesempatan tersebut memberikan statement-nya bahwa para pelaku Mafia Solar bisa leluasa gentayangan seperti itu kuat dugaan kalau mereka mendapat “kelonggaran” dari para oknum aparat penegak hukum “Tidak mungkin mereka berani ugal-ugalan ngangsu di SPBU waktu pagi siang dan sore jika tidak diberi ruang oleh para oknum penegak hukum. Ini sungguh memprihatinkan dan harus segera ditertibkan sehingga Negara dan Masyarakat tidak dirugikan karena menjadi korban aktifitas para Mafia Solar” tegas Kompol (P) Supriyadi, SH.

“Pertamina juga harus segera meningkatkan mekanisme pengawasan distribusi biosolar di Kudus ini dengan lebih intens turun ke lapangan dan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku Mafia Solar baik pihak Pelakunya serta pihak SPBU-nya sekalian agar ditertibkan” imbuh Kompol (P) Supriyadi, SH.

Kemudian tentang dugaan para pelaku mafia solar mendapatkan kelonggaran atau dugaan ada “main mata” dengan para oknum petugas aparat penegak hukum di Kudus, Supriyadi lebih lanjut akan meng-koordinasikannya ke jajaran internal di Kudus dan di level jajaran Regional Jawa Tengah agar tidak lagi main-main dengan para pelaku Mafia Solar yang jelas-jelas sudah merugikan Negara dan Masyarakat khususnya di Kudus.

Diperoleh informasi di lapangan pada kemarin Jumat 24/02/23 malam bahwa mungkin dikarenakan merasa gerah karena gerak geriknya senantiasa terpantau oleh rekan-rekan Media di Kudus, para pelaku Mafia Solar kabarnya mengerahkan para preman untuk menghadang bahkan (jika perlu) melakukan sweeping terhadap para awak media yang melakukan kegiatan pemantauan aktifitas mereka. Mengetahui adanya perkembangan tersebut kompak rekan-rekan media di Kudus merapatkan barisan dan menyatakan kembali ke tupoksinya yaitu setiap temuan aktifitas Ngangsu Solar akan langsung saja diunggah ke Release Berita dan pelaporan ke Institusi Kepolisian untuk mendesak dilakukannya penindakan awal karena situasinya adalah tertangkap tangan.

(BSA-Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *