Daerah  

Kenapa Gedung Kantor Disnakertrans Dan DKUPP Kabupaten Purwakarta Belum Di Bangun

BUSER INDONESIA || Purwakarta – Pembangunan gedung-gedung perkantoran dari anggaran Negara di Kabupaten Purwakarta, sejak lama berjalan, namun akhir-akhir ini banyak yang mempertanyakan, apa sebenarnya yang menjadi pertimbangan pimpinan saat menentukan bangunan mana saja yang utama harus segera dibangun, demi warga masyarakat yang mana, atau hal lain yang menjadi alasan. Hal tersebut disampaikan Agus Yasin, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta, di Grand Situ Buleud Hotel kepaa media, Senin (27/11/2023).

Menurut mantan Anggota DPRD yang pernah ditugaskan di Badan Anggaran itu, Gedung Kantor Dinas Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta, tempo hari masih kuat dan kokoh, kenapa sudah dirobohkan yang kabarnya akan dibangun tapi sampai saat ini belum juga terealisasi, beda dengan gedung Dinas Perhubungan sebelahnya, diakui Aris, dari pihak Pemborong Purwakarta, penyelesaiannya sudah lebih 75 persen, diperkirakan akan selesai tepat pada waktu yang sudah diperkirakan sebelumnya.

Demikian pula dengan Gedung Dinas Koperasi UKM, Perdagangan, Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta yang sudah sejak lama mangkrak di Jalan Ahmad Yani Cipaisan, ini kenapa, ada apa yang berhubungan dengan kepentingan utama warganya tidak terlebih dahulu di bangun, warga kita sudah ada yang berjalan dan sukses dalam mengembangkan usaha kecilnya lalu bagaimana dengan warga lainnya yang masih banyak belum terlayani, mereka perlu sarana prasarana yang lebih memadai guna mendapat keahlian agar mereka warga belum bisa berdaya menjadi berdaya,” terangnya.

“Dengan ilmu yang didapat dari sebuah pelatihan sesuai program Pemerintah semestinya sudah banyak berkembang terbantu lebih merata, jangan demi prestasi lebih ditonjolkan mereka yang sudah berhasil terus dibantu untuk terlihat publik lebih hebat, boleh saja kalau yang lain dibawahnya diraih dan dibina bersama-sama mereka yang sudah mampu,” ucapnya.

“Jangan pelit ilmu, kita ini semua terbatas tidak akan selamanya, jadi kalau berpikir utamakan dulu keluarga atau tim pendukung kebanyakan yang bisa diatur untuk kepentingan seseorang atau sekelompok yang dapat menimbulkan cemburu sosial ini bahaya, ibarat menyimpan bahan yang dapat meletus suatu hari dan akan merugikan semua lebih parah,” jelasnya mengingatkan.

Intinya tahan diri untuk tidak serakah dan merasa hebat tanpa ada rasa malu, secara tidak langsung meremehkan atau menyepelekan yang lain, mari rangkul mereka bersama berdaya dengan karya bukan dihiasi dengan cibiran dan cacian serta bisik-bisik kebiasaan busuk yang menimbulkan praduga atau kecurigaan berlebihan, sementara mereka diperlukan, ingat benci saat ini, suatu hari bisa dirindukan, karena kita mahkluk sosial, satu sama lain saling memerlukan,” jelas Agus.

“Warga Purwakarta, masih banyak memerlukan sarana untuk pendidikan dan pembinaan guna mendapatkan keahlian, terbukti masih banyaknya pengangguran dan mereka yang berangkat ke luar negara dengan berbagai persoalan karena tidak punya keahlian menjadi korban para oknum dengan iming-iming uang fee besar,” ungkapnya prihatin.

Kenyataan sampai sekarang masih banyak ditemukan mereka terlantar bahkan dipekerjakan tidak sepantasnya, diantaranya karena sumberdaya manusia, dorongan keluarga dan lingkungan dengan ekonomi lemah pemicu kesusahan lebih parah, contoh kebiasaan hidup yang berlebihan dapat merambah kesekitar kita untuk memakai identitasnya demi meminjam uang dari rentenir, bank emok, bank keliling, koperasi dan lain sebagainya yang belum tentu semuanya sudah berizin dampak kurang sosialisasi dan pengawasan terkait yang memadai,” terang Dia

Sementara warga dengan mudah pinjam tanpa pikir yakin saatnya membayar bisa atau tidak seolah bagaimana nanti, faktanya banyak yang tidak mampu dan beresiko lebih besar karena bunga riba yang tinggi, ini bisa menjadi bencana bersama jika tidak segera Pemerintah turun ada untuk mereka, berbagai kejadian yang meresahkan saat ini bisa jadi banyak akarnya dari masalah ini,” sebut Agus.

Pihaknya mengajak, saatnya kita partisipasi mengantisipasi timbulnya kejahatan dari ketidakberdayaan menimbulkan kebuasan dampak cemburu sosial dan kurang pekanya sekitar untuk peduli, tidak akan pernah lebih nyaman dan hebat jika sekitar kita ada yang perlu bantuan dibiarkan, wajibkan berdaya dengan humanis agar kita bersama harmonis.

Masyarakat melihat dan menilai, kejadian masa lalu pribadi pimpinan yang tidak elok terlihat dan terdengar semoga tidak terulang, kita tidak tahu pasti suara hati dalam nyatanya mereka secara pasti, yang pasti sudah jelas mana pimpinan yang pro rakyat harus diperjuangkan, pimpinan yang tidak peka memperlihatkan arogan sekalipun pandai bersandiwara didepan pihak tertentu sejalan waktu akan terlihat juga oleh banyak pihak, secanggih apapun timnya berkolaborasi untuk simpati jika benar demi memperjuangkan segelintir atau mengamankan hasil perbuatannya dengan berbagai polesan itu tidak akan abadi,” jelasnya.

Manusia hanya bisa berdo’a, berupaya dan menerima apapun faktanya, tentu kita semua harus yakin upaya terbaik kita dengan bijaksana demi kebaikan bersama harus diutamakan demi kelangsungan lancarnya roda kehidupan yang lebih manusiawi, hargai, hormati semua yang telah berusaha berjuang semampu mereka bisa, harap itu sebuah proses untuk pelajaran kedepan agar dapat lebih baik, yakin semua ingin yang terbaik, tapi kenyataan pada perjalanannya tidak semudah membalik telapak tangan,” terangnya mengingatkan kita bersama.

Ditegaskannya, Kekurangan siapapun cermin kita bisa mengambil hikmah pentingnya bijaksana, tidak perlu pujian, yang penting berupaya memenuhi tanggungjawab, senang dan cinta seseorang wajar saja tapi harus bijak juga jangan mengalahkan amanah yang diemban, jika itu terjadi kepada pimpinan, kemana saja pimpinan pergi jangan heran selalu ada mata memandang dengan berbagai penilaian masing-masing.

Buang sombong merasa lebih hebat karena kita semua sejatinya lahir tanpa sehelai kain sedikitpun dan berkembang dengan asuhan dan bantuan sekitar, sudah sewajarnya kita selalu menghargai dan berterimakasih kepada maha pencipta atas adanya mereka untuk kita sampai kita seperti sekarang, banyak sudah nikmat dalam hidup yang dapat di syukuri,” pungkasnya semangat.

Laela ~ SB, SAG 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *