Kintab KALSEL || buserindonews.com,
Sampah merupakan produk akhir yang dihasilkan dari aktivitas manusia dengan segala segmen kehidupan yang ada dimuka bumi. Tercatat di tahun 2023 besar volume sampah di Indonesia yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga dan industri kecil dan menengah menurut Ditjen KLHK terbagi menjadi 53% sampah organik, 16% sampah plastik, 10% sampah kertas, dan 24% merupakan sampah campuran logam, besi, dan lainya.
Tentunya hal ini perlu dilakukan pengkajian secara sistematis dan analitis agar dampak yang ditimbulkan dapat ditekan sehingga tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di muka bumi, maka jumlah sampah yang ada juga akan terus berkembang.
Fokus pemerintah melalui KLHK terus melakukan kampanye pengurangan sampah plastik dan penekanan sampah organik menjadi produk daur ulang yang ekonomis dan bermanfaat secara fungsi.
CSR PAMA Distrik ARIA terus berupaya secara masif untuk berkontribusi dalam mengimplementasikan prinsip 3R yang meliputi aktivitas Reduce, Reuse dan Recycle. Komitmen tersebut tidak hanya tertuang dalam lisan namun sudah ada perencanaan secara matang dengan implementasi yang melibatkan masyarakat di lingkar tambang.
Program pengelolaan sampah organik rumah tangga yang sudah berjalan saat ini yaitu dengan sistem budidaya ulat maggot. Residu sampah rumah tangga di masyarakat dan Catering perusahaan menjadi sasaran intensif untuk diolah dan dikelola agar dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat berkurang. Hal ini tentunya membutuhkan aktor yang biasa disebut sebagai Local Champion. Secara bertahap sampah organik yang dapat terkelola dengan baik dengan metode budidaya ulat maggot mencapai 250 kg per bulan. Prospek secara mikro bisnis jika dilihat dari volume sampah organik yang di kelola tersebut dapat menghasilkan setidaknya 80-100 kg per bulan ulat maggot. Kita ketahui sendiri ulat maggot (Pre Pupa) memiliki banyak sekali manfaat yang bisa mendukung aktivitas sehari-hari seperti tambahan nutrisi bagi ternak unggas, ruminansia, maupun untuk pupuk organik bagi tanaman.
Hal ini tentunya tidak disia-siakan oleh Sekolah binaan CSR PAMA distrik ARIA lainya, yaitu SMAN 1 Satui. Sekolah yang mendapatkan predikat Adiwiyata Nasional ini rupanya tertarik untuk belajar dan menggali informasi mengenai budidaya ulat maggot yang relevansi nya berasal dari pengelolaan sampah organik yang menjadi PR Bersama. Rabu, 10 Januari 2024 tim CSR PAMA Bersama 5 orang rombongan dari SMAN 1 Satui yang meliputi 2 orang guru pembimbing Adiwiyata dan 3 orang siswa mengunjungi ”Rumah Budidaya Maggot” yang berada di desa Sumberjaya Kecamatan Kintap.
Kegiatan ini tentunya sangat diapresiasi sekali oleh pihak sekolah SMAN 1 Satui, karena dengan bertambahnya ilmu mengenai budidaya maggot akan menambah value sekolah dalam konsistensinya mengawal program adiwiyata yang berkaitan dengan aspek “Waste Manajamen”.
Menurut CSR Officer PAMA Distrik ARIA, Faris Fikardian “Aktivitas Benchmark ke rumah Budidaya Maggot diharapkan mampu memberikan spirit positif siswa/i sekolah SMAN 1 Satui dalam menyikapi tata pengelolaan sampah khususnya sampah organik agar terkontrol dan bisa termanfaatkan dengan baik, apalagi disekolah memeliki RTH yang didalamya ada kolam ikan, nah ini merupakan momentum untuk merealisasikan konsep ilmu biologi yang kita kenal sebagai konsep rantai makanan”. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan PIC Adiwiyata SMAN 1 Satui dapat melakukan hal yang sama sehingga kita memiliki poin maksimal dalam tata kelola sampah organik secara berkelanjutan.
( Edy : BUSER INDONESIA-tim media )