Peningkatan Jaringan Irigasi Tersier di Kp.Pasir Peuteuy Desa Cibogogirang Sangat Bermanfaat Bagi Para Petani

BUSER INDONESIA || Purwakarta ~ Irigasi adalah sarana penunjang untuk pengairan khususnya bagi para petani yang menggunakan jaringan saluran tersebut, baik itu irigasi sekunder maupun tersier.

Dari sekian banyak anggaran pembangunan prasarana dari APBD Purwakarta yang direalisasikan tahun 2023, salah satunya peningkatan jaringan irigasi tersier semi teknis yang dibangun ini berlokasi di Kp.Pasir Peuteuy RT.17 Desa Cibogogirang Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.

Di judul media ini, tempat kegiatan pun sudah salah, apalagi ketika isi beritanya hanya berdasarkan asumsi semata

Adapun nilai kontrak anggaran yang digelontorkan sesuai yang ada dalam papan informasi dari DPUTR Kab.Purwakarta, sebesar Rp.99.836.000 (Sembilan Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Rupiah).

Masyarakat khususnya para petani yang menggunakan jaringan irigasi tersier tersebut merasa terbantu dengan dibangunnya sarana tersebut, dimana salah satunya air yang mengalir menjadi lancar, hal tersebut sebagai mana yang di sampaikan oleh salah seorang petani (Atep), yang merasa  terbantu sebagai petani pemanfaat dengan dibangunnya irigasi tersebut, (Jum’at 20/10/2023) di wilayah tersebut.

“Alhamdulillah dengan di bangunnya jaringan irigasi ini dengan cara di tembok, sangat bermanfaat sekali, salah satunya bisa melancarkan aliran air, juga pematang sawah menjadi tidak bocor serta tidak akan urug (longsor), mudah mudahan kedepannya hasil panen biasa meningkat dari hasil panen padi sebelumnya” Kata Atep.

Untuk penggunaan material diantaranya batu belah langsung dikirim oleh levelansir dan bukan material bekas pakai sebagaimna ada pemberitaan disalah satu media online, yang pertama salah menyebutkan lokasi kegiatan, yang seharusnya di  Cibogogirang disitu ditulis Gandamekar, kemudian menurutnya bahwa batu belahnya diduga menggunakan material bekas, padahal hanya ada beberapa gelintir batu yang agak kekuningan, dianggapnya batu bekas. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tukang yang memasang bangunan tersebut sebut saja Bah Epeng. Menurut BE : ” ada seseorang yang menanyakan tentang penggunaan batu belah yang dikiranya memakai barang bekas, padahal sudah disampaikan oleh saya bahwa material tersebut bukan bekas, mungkin karena ada satu dua yang warna agak kekuningan, dan dianggapnya proyek ini menggunakan material batu belah bekas,” kata BE.

Menurut G salah satu yang ditugaskan oleh pihak ketiga untuk merealisasikan pembangunan kegiatan dimaksud.

“Terkait dalam pemasangan papan informasi ada keterlambatan, karena ada sedikit kesalahan teknis, terkait  nilai kontrak, tetapi hal tersebut tidak menghambat kegiatan pembangunan, karena pihak ketiga yang melaksanakan proyek tersebut sudah berdasarkan nilai Pagu awal, sebesar Rp. 99.836.000, dengan volume pekerjaan yang sudah sesuai ketentuan, seperti halnya ada beberapa komponen stakeholder yang terlibat salah’ satunya ada survey untuk pengukuran awal dari Dinas PUTR, kemudian sudah 3 kali dikontrol dan diukur kembali oleh pihak konsultan, dan diperkirakan saat ini pengerjaan sudah mencapai 70% per tanggal 20/10/2023″ Katanya.

Papan informasi kegiatan

Dari pantauan kami red salah satu dari awak media Buser Indonesia Biro Purwakarta yang mengajukan proposal pembangunan jaringan irigasi tersier tersebut berdasarkan ajuan masyarakat di wilayah ini, kepada Hj.Neneng Sri Kustinah dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, sebagai anggota DPRD Kab. Purwakarta, melalui penyerapan dana aspirasi/pokir dari APBD Kab Purwakarta, selain itu juga kami bagian dari pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di wilayah Cibogogirang. merasa ada kewajiban untuk membantu para petani, salah satunya mungkin dengan cara mengajukan permohonan.

Dan perlu saya sampaikan bahwa pengerjaan proyek ini dilakukan oleh kontraktor bukan secara swakelola oleh TPK (Tim Pengelola Kegiatan), tapi tetap pada pelaksanaannya melibatkan warga sekitar baik pekerjanya maupun pengadaan materialnya.

Menyangkut para pekerja mayoritas melibatkan tenaga setempat sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat setempat dengan tetap mengedepankan prinsip kearifan lokal, walaupun ada 3 pekerja  dari luar daerah tapi masih pekerja dari wilayah purwakarta yang dipercaya sebagai tenaga kerja dan dipekerjakan oleh pelaksana. Sebelumnya juga saya sudah meminta kepada pihak pelaksana agar para pekerjanya  menggunakan tenaga kerja setempat, yang pada akhirnya pihak pelaksana hanya meminta kepada masyarakat setempat agar 3 orang kepercayaannya bisa ikut sebagai pekerja dalam kegiatan tersebut, dan ada sepakatlah, pekerjaan dimulai pada hari Rabu, (11/10/2023)

Pada saat yang sama, Budi salah seorang pemilik tanah sawah yang arealnya kurang lebih 1500 m2, yang menggunakan saluran irigasi tersebut sangat merasa terbantu dan berharap agar pembangunannya sesuai dengan yang diharapkan.

“Yang jelas pembangunan fasilitas ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan hasil panen pertanian khususnya untuk para petani penanam padi’ yang menggunakan sarana ini, dan bangunannya sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan, baik dari segi kualitas (Penggunaan material dan takarannya dari ketiga komponen sesuai), maupun kuantitasnya, (volumenya sesuai, tidak berkurang dari yang seharusnya.” Ungkapnya.

Red BI Purwakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *