GENG REMAJA – KOTA BANDUNG
Oleh: Mang Ucup
Bandung || BI – Barangkali remaja tahun 60 – 70 an Bandung masih ingat geng remaja beken di Bandung antara lain Buahbatu Boys Club (BBC) yang legendaris.
Sesuai dengan namanya BBC memang berpusat di kawasan Jl Buahbatu dan sekitarnya atau “AMX” kumpulan remaja Jalan Gatot Subroto.
BBC berawal tahun 1956-an lalu, saat sekelompok anak muda di sekitar Jalan Buahbatu seperti Atang Suherman, Daace, Jhon Syahrir, Tosin, Rudi, dan Ahyad membentuk klub binaraga yang diberi nama Buahbatu Barbell Club yang disingkat menjadi BBC.
Di pertengahan dekade 50-an, binaraga memang begitu tren di kalangan anak muda saat itu.
Drs Mahpudi SIK MT dalam tulisannya di terbitan perdana majalah BBC menyebut tren ini terinspirasi aktor James Dean yang film-filmnya begitu digemari anak muda saat itu.
Namun, pada dekade 60-an ketika tokoh-tokoh lama seangkatan Daace sudah mulai tua, tampilan macho ala James Dean rupanya pelan-pelan tak digemari lagi, terrmasuk oleh kawula muda Buahbatu saat itu.
Mereka lebih terpengaruh budaya flower generation yang dibawa grup band legendaris The Beatles dan The Rolling Stones.
Buahbatu Barbell Club terasa tak tepat lagi.
Generasi kedua seperti R. Daman Hendarman (foto) yang kini tinggal di Belanda, Ammi S, Adang Farid, Jayasupena, Ace Aladin, Manaf Saefudin, Hari Koesnadi, Toto Koesnadi, dan lain-lain akhirnya mengubah nama itu menjadi Buahbatu Boys Club yang singkatannya tetap saja sama, masih BBC.
Kata Boys dari BBC menunjukkan bahwa BBC adalah kelompok khusus laki-laki.
Kalaupun terlihat ada perempuan ketika berkumpul pada acara tertentu, tidak lebih hanya karena pacar atau teman akrab, bukan anggota BBC.
Di era ketokohan Daman ini pula muncul nama-nama sohor BBC lainnya seperti Tusye, Ade Memous, Tonton (Sulthon), Kenken, Pipit, Uce Patrom, Kamar, Didin Kuntung dan banyak nama lainnya yang kemudian membuat nama BBC kian disegani.
Nama-nama inilah yang kemudian dikenal sebagai generasi ketiga.
Sejalan dengan kewibawaannya, BBC menjadi “trend setter” sehingga jumlah yang ingin ikutan pun semakin banyak dan meluas tidak terbatas remaja di Jalan Buahbatu.
Pada generasi inilah grup-grup kecil di kawasan sekitar Buahbatu bermunculan, yang kemudian grup-grup kecil yang saat itu berkembang diresmikan menjadi “smallgroup” yang bernaung di bawah BBC.
“Aktvis” BBC terus berkembang tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan, oleh sebab itu kepanjangan BBC oleh generasi berikutnya diubah menjadi Buahbatu Corps.
Kata Boys dihilangkan supaya tidak terkesan khusus laki-laki.
BBC saat itu berkembang layaknya jaringan kelompok kawula muda di sekitar Jl Buah Batu.
Hal ini dapat dilihat dari setiap acara atau upacara BBC saat itu selalu memajang bendera-bendera “smallgroup” secara berjejer.
Rasa hormat pada senior BBC dari para adik-adik generasinya dan smallgroup menggambarkan BBC adalah sebuah organisasi yang sangat mengedepankan loyalitas dan kesetiaan penuh dari para anggota pada “pimpinan” yang diseganinya.
Entah teori kepemimpinan (leadership) apa yang diterapkan tokoh BBC pada waktu itu, tapi yang pasti sangat efektif membentuk persaudaran yang solid dan loyal antar aktivisnya.
Biasanya remaja waktu itu mendirikan pula geng-geng kecil yang menginduk pada geng besar seperti BBC antara lain Oyster (Jl Kerang dan sekitarnya) , Phanthom (Jl Kancra dan sekitarnya), Bachelors (Jl. Pelanduk dan sekitarnya), Barrolls (Jl. Buahbatu Dalam dan sekitarnya), GI (Jl Lele dan sekitarnya), Macho (Jl. Macan dan sekitarnya), Melos (Jl. Lodaya ), Alcatraz.
Geng-geng kecil inilah kemudian disebut sebagai “smallgroup” nya BBC yang disadari atau tidak membentuk organisasi yang bersifat “federasi“
Kita juga masih ingat crossboy dari kawasan Jalan Gatot Subroto “AMX“, singkatan dari Anak Muda Xavaleri.
Bisa jadi karena di Jl. Gatot Subroto memang ada komplek tentara korp kavaleri.
Adapula crossboy Pathorados dari kawasan Jl Patrakomala dan Tongkeng.
Hampir sama dengan AMX kelompok ini lahir di kawasan komplek militer (istilahnya waktu itu anak kolong).
Geng geng ini juga cukup disegani karena keberaniannya.
Pada tahun 1950-an, geng Tiger Mambo sangat terkenal di kalangan crossboys.
Para remaja yang umumnya etnik Ambon “Indo-Belanda” itu biasa mangkal di sekitar Jln. Riau (Jln. L.L.R.E. Martadinata sekarang).
Mereka sangat disegani karena anggotanya pemberani dan jagoan berkelahi.
Pada masa berikutnya, di kawasan Jl. Cipaganti dan sekitarnya, ada pula geng remaja yang disegani, mereka dikenal dengan nama “Boxty“.
Para anggotanya bukan sekadar pemberani, tetapi memiliki keterampilan tinju, karena mereka petinju-petinju amatir.
Memasuki periode 1970-an bermunculan pula geng-geng yang mengukuhkan diri sebagai jagoan-jagoan Bandung.
Di kawasan Jl. Cikaso muncul geng “NC” (New Chicago) Kang Budiarto Soeparma adalah salah satu dari pendiri dan dedengkot yang membesarkan “NC” ini.
Di Kawasan Cicadas memiliki geng “Dollars“.
Namun demikian, tidak semua geng di Bandung mengidentifikasikan diri sebagai komunitas jagoan atau kekerasan.
Di kawasan Dago misalnya pernah ada geng “CD” (Corps Dago).
Geng yang disebut “CD” ini dianggap pada waktu itu sebagai komunitas remaja elite yang mengukuhkan diri bukan sebagai jagoan, tetapi playboy, penggoda atau pemburu wanita.
Di daerah Jl Cipaera (kosambi) juga ada genk yang namanya KOBRA, nama ini menurut beberapa sumber merupakan singkatan dari nama pendiri dan sekaligus ketuanya yaitu Kopral Bratamanggala.
Di tempat lain diseputaran daerah terminal Kebon Kalapa terbentuk pula kelompok yang terkadang sebutan atau nama geng membuat kita tersenyum geli karena namanya yang lucu seperti “Agothax” (anak gondrong tak berotak), “Agedud” (anak gembel Gg Dudukuy), “Cola” (cokor ladog/suka mengembara).
Di daerah Cikuda Pateuh ada geng Gheghares (sedang makan, grup ini berdiri di sekitar Jl. Karees).
Dilihat dari nama-nama geng tersebut memang mengarah pada interpretasi kekerasan, penyimpangan sosial walaupun bisa jadi perilaku anggotanya tidak selalu berbuat seperti apa yang digambarkan nama gengnya, karena hanya sekedar terbawa arus trend remaja “amrik” pada waktu itu.
Kecuali genk “Cinta Asih” (Jl. Cinta Asih) namanya lembut tapi “sangar” nya bukan main waktu itu.
*( Red )