BUSER INDONESIA || Purwakarta- Berbagai kasus yang menimpa warga Purwakarta di Timur Tengah sering terjadi, sangat miris, hal itu dilakukan diantaranya karena ekonomi lemah di Purwakarta, dari sekian banyak yang sukses terkadang ada yang merasakan pilu, sedihnya mereka karena tidak berhasil, ada juga mereka yang mendapat perlakuan yang tidak manusiawi, tapi tetap marak pergi ke Timur Tengah terlepas dari Pro dan Kontra. Hal tersebut disampaikan salah satu wanita warga Purwakarta, sebut saja Bunga bukan nama sebenarnya, di tempat tinggalnya kepada awak media, Minggu (27/8/2023)
Menurut Bunga, dirinya pernah berangkat ke Saudi Arabia karena ingin membantu keluarga, ekonomi lemah, anak-anak butuh biaya, suami lagi nganggur dan memiliki hutang yang harus dicicil, sekarang jangankan untuk bayar hutang, untuk makan saja susah.
Karena Faktor ekonomi, dirinya tergiur tawaran tetangganya inisial HI mendaftarkan ke Sponsor untuk kerja, awalnya ingin ke Negara di Asia saja, tapi karena yang cepat ke Saudi, akhirnya berangkat ke Saudi, namun apa yang terjadi, di sana tidak mudah untuk bekerja mulai dari penampungan satu pindah ke penampungan lainnya,” jelas Bunga.
Sekali waktu dikirim ke daerah seperti perkampungan dengan bangunan luas, disana dikurung, untuk makan minum susah, harus ketok-ketok pintu dulu yang belum tentu langsung di dengar dan di buka sama orang yang ada di luar ruangan luas tempatnya berada, menakutkan, mengerikan, benar-benar pengalaman yang tidak mengenakan,” terangnya pilu.
Ada kesempatan dimana dirinya minta dipulangkan, mereka pengurus di penampungan, meminta ganti rugi dan biaya pulang sendiri, mulanya minta sekitar 50 juta rupiah, turun menjadi 40 juta rupiah. Sedih dari mana untuk dapat uang sebesar itu, sebelum berangkat dikasih fee hanya 8 juta rupiah.
Jangankan menghasilkan uang yang ada kesusahan disana, terkadang dikasih makan minum dari para wanita sesamanya disana seadanya, mengingat mereka juga susah. “banyak sekali yang tidak lancar bekerja dengan berbagai persoalan, tidak semua wanita asal Indonesia Pro kita sesama asal Negara yang sama, karena mereka bekerja untuk para Bos di Saudi untuk membantunya melancarkan usaha menyalurkan tenaga kerja para wanita asal Asia,”ungkapnya.
Di antara kami yang sedang kesulitan ada yang berhasil menyembunyikan alat komunikasi, sehingga kami bisa komunikasi semampunya dengan keluarga di Indonesia. Saya berhasil nyambung komunikasi dengan keluarga dan minta bantuan untuk di kirim uang agar bisa makan dan minum di sana.
Singkat cerita keluarga minta tolong seseorang warga Purwakarta untuk memulangkan saya ke Indonesia, dengan biaya tiket dari keluarga, akhirnya bisa pulang bersama beberapa orang lainnya dari berbagai daerah luar Purwakarta, terkadang masih suka ingat mereka disana yang belum dipekerjakan dan belum bisa pulang ke Indonesia, kasihan mereka,” ucapnya.
“saya masih bisa merasakan bagaimana tersiksanya saat seperti mereka, pahitnya hidup di berangkatkan secara ilegal benar adanya, tidak terjamin perlindungannya, mungkin kalau ada yang mau pulang juga itu tidak selalu mulus, bisa jadi mereka tidak mengetahui orang yang dapat mengurus untuk bisa pulang seperti saya diusahakan keluarga agar bisa kembali dengan selamat, saya termasuk beruntung masih hidup dan bisa berkumpul keluarga lagi,” ungkapnya sambil menahan Isak tangis namun tidak mampu membendung air matanya.
Tim
Bukti Paspor ada.