BUSER INDONESIA || Purwakarta-Antisipasi terjadinya penurunan kualitas udara dampak dari musim kemarau panjang dan cuaca ekstrem, dilakukan untuk mewaspadai potensi munculnya penyakit yang disebabkan kualitas udara yang buruk. Hal itu disampaikan Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, di Purwakarta, Minggu (27/8/2023)
Kualitas udara di Purwakarta harus terus dijaga agar tetap berada dalam kondisi baik, organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Purwakarta harus menyiapkan langkah antisipasi yang mampu mencegah terjadinya penurunan kualitas udara.
“Kita harus melindungi masyarakat dari berbagai potensi penyakit yang ditimbulkan penurunan kualitas udara,” tegas Bupati.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting demi kebaikan kita semua.Tingkatkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat, musim kemarau yang ekstrim akan berpengaruh pada daya tahan tubuh manusia, berdampak pada kualitas kesehatan,” terang Bupati menghimbau.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan dan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Purwakarta, Agung Muttaqin, menjelaskan, faktor pendukung seperti ruang terbuka hijau di pusat kota cukup membantu menjaga kualitas udara di Purwakarta.
Geografis di Purwakarta banyak di dominasi wilayah perkebunan karet dan teh, kehutanan dan perkebunan warga, perkebunan bambu di Sukasari, ruang terbuka hijau ( RTH,) di pusat kota, keberadaan itu sangat membantu menjaga kualitas udara di Purwakarta,” ungkap Agung.
Sesuai pemantauan Dinas Lingkungan Hidup Purwakarta melalui metode passive sampler, dapat diketahui kualitas udara di wilayah Purwakarta saat ini cukup baik dan tidak tercemar.
Metode passive sampler merupakan pemantauan mutu udara ambien, salah satu upaya untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan program pengendalian pencemaran udara.
Laela/SB