Majalengka- BI.
Sungguh sangat ironis, di masa gentingnya Covid-19 pemerintah pusat, provinsi, kota ataupun kabupaten bahkan sangat dirasakan ke tingkat kecamatan juga ke desa kepanikan serta keresahan perekonomian sangat dirasakan akibat terdampak virus Covid-19 ini oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan turunnya bantuan dari pemerintah pusat, provinsi maupun daerah dapat membantu dari sisi perekonomian masyarakat walaupun dengan foksi pekerjaan jajaran pemerintahan desa dengan ekstra waktu dan tenaga diluar dari jam kerja normal dengan tujuan semata-mata untuk validnya data agar tepat sasaran.
Disisi yang berbeda, media BI mendapat temuan yang mana unsur para RT/RW di Desa Beusi mengutip biaya pembelian materai kepada warga ( masyarakat ) penerima bantuan langsung tunai (BLT – DD) dengan jumlah sebesar Rp 20.000,- ( dua puluh ribu rupiah/1x/warga )- media BI menyambangi Bapak Iik selaku Ketua RW Blok Sabtu dan Bapak Enur sebagai Ketua RT Blok Sabtu ketika di konfirmasi media BI mengatakan benar adanya.
Penerima bantuan BLT yg dananya dari DD, kami meminta sejumlah uang sebesar Rp 20.000,- kepada 24 penerima bantuan tersebut khususnya di blok kami. Diapun menuturkan untuk blok lainnya mungkin Rp 20.000,-atau mungkin lebih dari itu mereka tidak tahu. Diapun menambahkan. “
yang jelas kami seluruh RT dan RW Desa Beusi mencakup 5 blok yaitu Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Entuk, kami telah bermusyawarah khusus RT/RW dimana hasil yang disepakati membebankan ke penerima untuk membeli materai masing-masing 2 (dua) lembar selebihnya untuk uang lelah dan operasional sekaligus pengisian data oleh para RT. Adapun rincian Rp 20.000,- kami membelikan materai langsung dari kantor pos Rp 12.000,-selebihnya dipergunakan sebagai uang operasional,” ucapnya.
Media melontarkan pertanyaan mengenai hasil musyawarah terkait biaya yang dibebankan kepada penerima yakni apakah hasil daripada musyawarah yakni kesepakatan para RT/RW tersebut dilaporkan kepada Kepala Desa selaku pemangku jabatan tertinggi yang sehingga Kepala Desa mengetahui dan mengambil sikap sesuai tatanan aturan prosedur desa yang ada, Iis menjawab dengan tersipu malu menjawab hasil dari rembugan musyawarah RT/RW tidak ditembuskan ke Kepala Desa.
Mereka hanya berkoordinasi kepada Kepala Dusun Desa Beusi yang mengijinkan tentang pembebanan sejuamlah uang kepada penerima bantuan.
Sementara jauh-jauh hari, Media BI secara kebetulan menemui Bapak kahmana yang disapa dengan sebutan Pak Eka ( Ketua RW Blok Rabu ), Media BI ketika mendapat isu para RT/RW tersebut Media BI langsung menanyakan perihal trsebut, secara gamblang dan rinci Bapak Eka membeberkan kejelasan sejelasnya bahwa benar biaya yang dibebankan kepada penerima bantuan dilaksanakan oleh para RT yang kemudian dilaporkan ke RW setempat tergantung Bloknya masing-masing.
Media konfirmasi perihal penugasan kutipan sejumlah uang tersebut kepada warga penerima bantuan ini diinstruksikan oleh Kades. Namun beliau menjawab “Ini inisiatif kami para RT dan RW tanpa melibatkan Kepala Desa”. Kamipun sempat mewawancarai penerima bantuan menanggapi pembebanan dana sebesar Rp 20.000,- untuk materai dan operasional, sejumlah warga menyebutkan bahwa mereka antara ikhlas dan tidak ikhlas dan terkesan memaksa, kilahnya.
Lanjut penulusuran fakta pada hari itu juga, Media BI mendatangi Kantor Kepala Desa Beusi dan menjumpai Kades Desa Beusi di ruang kerjanya untuk mempertanyakan kutipan sejumlah uang yang dipungut dari warga penerima BLT/DD oleh RT/RW di kisaran Rp 20.000,-. Uus Usman selaku Kepada Desa Beusi tercengang dan kaget dengan lantang dan tegas bahwa beliau tidak mengetahui mengenai pungutan tersebut.
“Saya tidak menugaskan ataupun menganjurkan hal demikian apalagi minta kutipan uang dari warga penerima bantuan,” ujarnya. Usman sangat menyayangkan sikap daripada para RT dan RW tersebut. Menurut hematnya mengapa para RT dan RW untuk memberi pengarahan kepada penerima bantuan untuk membawa sendiri materai yang dibutuhkan sehingga tidak berdampak resiko. “Saya akan tindak lanjuti masalah ini, ini mencoreng citra Desa Beusi .” tutupnya,Sampai berita ini di tayangkan Camat Ligung maseh belum bisa di hubungi untuk dimintai keterangan. ( D/Red)