Transparansi Limbah, Dedi Mulyadi Minta Pabrik Bikin Alat Ukur Air-Udara

Purwakarta || buserindonews.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi bersama tim Pengendali Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan pengujian terhadap kualitas air dan udara di sekitar pabrik Indorama Purwakarta hari ini. Sehari sebelumnya, Dedi juga telah membantu mediasi antara warga dan pihak perusahaan terkait persoalan bau limbah yang berasal dari PT Indorama.

Bersama warga dan pihak Indorama, Dedi melakukan pengecekan langsung ke sumber yang diduga mengandung limbah dan bau di wilayah dekat pabrik, tepatnya di Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Di lokasi ini, tim KLHK mengambil sejumlah sampel yang nantinya akan diteliti di lab. Selain di sekitar pabrik, tim juga mengambil sampel dari aliran Sungai Cikembang yang justru terdapat lebih banyak limbah dan sampah rumah tangga dibanding dengan bau menyengat zat kimia.

Dedi Mulyadi Bantu Mediasi Persoalan Bau Limbah Pabrik di Purwakarta
Terkait persoalan ini, Dedi menjelaskan saat ini pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab dari munculnya bau menyengat tersebut. Mengingat hasil lab baru akan keluar maksimal 14 hari kerja.

“Kita tidak bisa simpulkan sekarang bagaimana hasilnya, tapi harus tunggu hasil lab. Nanti akan terjawab teka-teki mengapa terjadi bau yang selama ini tak pernah terjadi. Dan juga menjawab apakah ini berbahaya atau tidak,” ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9/2022).

Dedi pun meminta pihak perusahaan untuk membuat alat ukur kadar udara dan air di dekat pabrik sebagai langkah transparansi. Dengan alat tersebut, masyarakat dapat mengakses informasi secara digital.

“Limbah itu sifatnya kimiawi tidak bisa asal ditafsirkan. Maka harus dijawab dengan hal ilmiah juga dengan membuat alat ukur yang bisa memberikan informasi terkini soal kualitas udara dan air di sekitar perusahaan,” katanya.

Mengenai hal ini, pihak Indorama telah setuju untuk membangun kawasan wisata edukasi di Sungai Cikembang. Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi, lokasi tersebut akan menjadi patokan kelayakan sungai dari ambang batas limbah.

Lebih lanjut, Dedi menambahkan lokasi tersebut akan dibuat water treatment untuk memurnikan air. Nantinya juga akan disebar banyak ikan sebagai indikator jika terjadi pencemaran.

“Kalau ikan hidup dan berkembang biak berarti air itu aman. Tapi kalau yang hidup hanya ikan sapu-sapu berarti Sungai Cikembang kotor,” papar Dedi.(Dedi H)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *