Buserindonews.com
Jakarta, Buser indonesia || Pada tanggal 6 September 2024, sebuah peristiwa besar mengguncang ibukota Indonesia, Jakarta. Tepat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Pusat, ribuan manusia berkumpul dengan satu tujuan yang jelas: menyuarakan kemerdekaan untuk Palestina. Aksi ini bukan sekadar demonstrasi biasa, tetapi sebuah gerakan kemanusiaan yang menyatukan berbagai elemen masyarakat, organisasi filantropi, dan tokoh-tokoh nasional dari seluruh negeri. Mereka datang untuk berbicara atas nama bangsa yang selama 76 tahun terjebak dalam jeratan ketidakadilan: Palestina.
Gelombang Solidaritas di Tengah Laju Kehidupan Jakarta
Jakarta, yang biasanya disibukkan oleh hiruk pikuk lalu lintas dan ritme kehidupan perkotaan, berubah menjadi lautan manusia. Bendera Palestina berkibar di antara massa yang berkumpul, wajah-wajah penuh semangat dengan pesan-pesan perdamaian dan keadilan memenuhi setiap sudut jalan di sekitar Kedutaan Besar Amerika. Mereka datang dari berbagai latar belakang, semua bersatu untuk mendukung rakyat Palestina yang selama lebih dari tujuh dekade telah menjadi korban penindasan, pengusiran, dan kekerasan yang tiada henti.
Di tengah lautan massa, suara lantang terdengar dari berbagai orator yang memimpin aksi ini. Mereka menyerukan dunia internasional untuk membuka mata dan hati terhadap penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina, terutama di Gaza. Sebuah kawasan yang menjadi simbol perlawanan, tetapi juga simbol penderitaan, setelah bertahun-tahun diblokade dan dihujani serangan tanpa henti. Di balik suara-suara yang menggema, ada harapan bahwa suatu hari nanti, Palestina akan merdeka, dan rakyatnya akan terbebas dari belenggu penindasan.
Pesan dari Tokoh Nasional untuk Palestina Salah satu suara yang paling dinantikan dalam aksi ini datang dari Prof. Dr. H. Din Syamsuddin, seorang tokoh nasional yang dikenal dengan dedikasinya terhadap isu-isu kemanusiaan dan perdamaian global. Meskipun fisiknya tidak bisa hadir karena berada di Samarinda, rekaman suaranya diputar di hadapan ribuan orang yang berkumpul. Dalam pesannya, Prof. Din menyampaikan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dengan nada yang penuh emosional, ia menyatakan betapa sedihnya ia tidak dapat bergabung langsung dalam aksi tersebut, tetapi hatinya sepenuhnya bersama rakyat Palestina dan semua yang hadir dalam aksi solidaritas ini.
“Kita semua merasakan penderitaan mereka. Dan kita semua, sebagai saudara dalam kemanusiaan, tidak akan pernah berhenti mendukung perjuangan rakyat Palestina hingga kemerdekaan itu benar-benar diraih,” ucap Prof. Din dalam pesannya yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan dan sorak-sorai.
Di tengah massa yang memadati jalanan, Slamet, salah satu koordinator lapangan aksi ini, berdiri dengan wajah yang tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Sebagai salah satu motor penggerak aksi solidaritas Palestina, Slamet mengaku sangat terharu melihat respons luar biasa dari masyarakat Indonesia. Baginya, ini adalah bukti bahwa rakyat Indonesia tidak akan tinggal diam menyaksikan ketidakadilan yang terjadi di Palestina.
“Dukungan ini bukan sekadar untuk hari ini saja. Ini adalah bentuk komitmen kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Kita akan terus berdiri bersama Palestina sampai hari kemenangan tiba,” ucap Slamet dengan suara yang bergetar.
Slamet juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi, baik dari lembaga-lembaga filantropi, organisasi kemasyarakatan, hingga individu-individu yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
Aksi ini bukan hanya sekadar seruan lokal. Ini adalah sebuah panggilan global. Dunia diminta untuk tidak lagi membutakan diri terhadap penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Seruan ini bukan hanya untuk pemerintah Amerika Serikat, tetapi juga untuk seluruh dunia internasional agar mengambil langkah nyata. (Red)