Buserindonews | Cimanggung -Desa adalah ujung tombak pemerintahan. Jika di bawah (desa) tidak kondusif, perekonomian akan terhambat karena investastor takut.
Untuk mewujudkan Sindanggalih kondusif dan peningkatan perekonomian desa, sebagai pemangku kebijakan, kades harus bersikap netral baik dalam sikap maupun perbuatan.
Sehingga, demokrasi dalam pilkades berjalan aman dan lancar. Namun berbeda dengan Desa Sindanggalih mulai muncul benih benih keributan soal isyu Pilkades yang akan dilaksanakan September mendatang.
Isu muncul setelah salah satu perangkat desa kasi pem desa Sindanggalih Kecamatan cimanggung di panggil kades hari senin 22 maret 2021 karena jarang masuk kantor. Ini awal terjadinya perselisihan jelang Pilkades karena perangkat yang jarang masuk itu di duga akan ikut mencalonkan diri di Pilkades mendatang.
Salah satu warga masyarakat desa sindanggalih inisial ( J )mengatakan
Salah satu perangkat desa, bagian kasi pem yang di duga akan mencalonkan diri di pilkades merasa kecewa, atas di panggilnya oleh kades. Maka, salah satu perangkat desa, kasi pem, sempat marah dan bicara nya mawur dan berkata, dengan nada, tinggi sehingga mengatakan pernah menandatangani SPJ dengan senilai uang dua puluh juta ribu rupiah(20.000,000 ) tapi uangnya tidak tau di gunakan untuk apa
27 maret 2021.
Kepala desa, Sindanggalih Somantri saat di wawancara, awak media, mengatakan saya, memanggil Salah satu perangkat desa Sudah sesuai aturan UUD perda no 10 tahun 2015 tentang kinerja perangkat desa yang apa bila tidak masuk kantor selama 60 hari maka aturanya kena sangsi admitrasi teguran dan tulisan, Tutur kades.
Ditempat terpisah salah satu setap desa kasi pem desa sindanggalih kecamatan cimanggung sumedang, saat di konpif masi lewat selular oleh awak media terkait adanya ucapan bahwa saya pernah menandatangani SPJ uang senilai RP (20.000,000 ) dua puluh juta rupiah dan dia tidak menjawab. (JAY )
