Purwakarta. BI – Sudah hampir 2 tahun lebih para petani di Kampung Babakan Jati dan Kampung Cimanem Desa Cibogohilir Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta selalu gagal panen padi dan komoditas pertanian lainnya, karena tidak mendapatkan pasokan air dari saluran tersier yang tadinya ada. Setelah adanya Proyek KCIC yang melewati daerah tersebut diduga terganggu oleh kegiatan proyek yang mengakibatkan saluran airnya tertutupi oleh tanah. Seperti keruksakan saluran air yang urug di daerah Kp. Cimenteng Desa Sempur.
Diperkirakan ada sekitar 40 ha yang tidak teraliri air salah satu perwakilan masyarakat petani dari Bamusdes Desa Cibogohilir Tantan. Saat kami meminta comfirmasi via whatshap terkait hal itu. Beliou mengatakan, Kami sebagai perwakilan dari masyarakat khususnya para petani merasa berkewajiban mempasiltasi dan mengakomodir adanya tuntutan masyarakat terkait terhambatnya air salular non teknis untuk pengairan sawah, maka dari itu ia sampaikan kembali pada Komisi III untuk terjun langsung terkait hal itu .
” Mudah mudahan setelah adanya reaksi tututan dari masyarakat petani dan kelompok masyarakat lainnya melaui Komisi III ini. dapat menghasilkan keputusan yang pasti dari pihak pengembang. dan pihak pengembangpun akan bertanggung jawab akan persolan ini” pungkasnya. Kamis, (23/07/2020)
Begitupun kata Bah Wardi salah satu Petugas Ulu-ulu ( Petugas Pembagi Air) dan juga sebagai Pengurus Kelompok Petani Pemakai Air (Mitra Cai) di Desa Cibogohilir Kec.Plered Kab.Purwakarta, mengatakan
“Tapi ini kenapa bisa saluran air menjadi tidak jalan, yang jelas rusak terdampak oleh pengerjaan proyek tersebut, ini diabaikan terus tanpa ada perbaikan, sampai saat ini apa mau mematikan masarakat para petani ?,” tuturnya, Kamis (23/07/2020).
“Saya siap membela rakyat kecil demi untuk menyambung hidup khususnya para petani yang membutuhkan air, dan saya dari dulu pengurus jadi ulu ulu, ( Petugas Pembagi Air), di wilayah desanya. Karena saluran air tersier tersebut mengaliri beberapa Desa termasuk Desa Palinggihan,” tuturnya.
Dilain waktu sebelum para pentani yang tergabung dalam kelompok petani pemakai air (Mitra Cai) mendatangi lokasi proyek, sempat bertemu para anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dari Komisi III, yaitu : Hj. Neneng Sri Kustinah dari Fraksi PPP, H.Andriyani dari Fraksi Partai Gerindra, dan H.Asep Nuryani Partai Fraksi PKS. Saat kami temui Hj.Neneng kala itu beliau menuturkan pada kami ” sebaiknya hal ini secepatnya ada jalan keluarnya, untuk itu perlu adanya musyawarah dari berbagi fihak, diantaranya para petani melalui perwakilannya dari kelompok tani, pihak pengembang, dan dari pihak pemerintahan dan mengahasikan keputusan yang pasti, dan sekarang pun pihak pengembangpun telah menyampaikan siap untuk memperbaikinya.” pungkasnya.
Menurut H. Andriyani, kedatangannya sebelum para petani berdemo untuk menampung aspirasi keluhan para petani langsung secara tatap muka, karena kami kebetulan yang membidangi Infrastruktur dan Iragasi.
“Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi saluran air yang megaliri sekitar 40 Ha jangan tergangu gara gara proyek KCIC walau pun harus tergusur proyek, kenapa dulu sebelumnya tidak di persiapkan secara matang saluran pengganti oleh pihak pengembang” tegasnya.
Untuk itu komisi III akan mengudang para pihak pengembang untuk duduk bersama mencari solusi yang terbaik untuk masyarakat yang terkena dampaknya,” tegasnya. H. Rojak selaku pelaksana lapangan pada proyek tersebut saat dicomfirmasi via Chat WA, Jum’at (24/07/2020), beliau menyampaikan
“ InsaAllah pihak kami akan memulai perbaikan tersebut pada awal bulan agustus tahun ini, karena harus disurvey dulu agar pengerjaan maksimal ,” pungkasnya.( Saepul Bahri, S.Ag)