BANDUNG –BI Pemerintah Kabupaten Bandung kembali salurkan bantuan pangan tahap 2 sebagai program bantuan akibat wabah covid-19 untuk data non DTKS ( Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) bagi 2.381 KK di wilayah Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, sabtu ( 16/05/2020).
Pandemi covid-19 yang saat ini menghantam Indonesia, imbasnya juga dirasakan masyarakat Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Sehingga banyak warga yang terutama golongan ekonomi kurang mampu mengalami tekanan kehidupan yang begitu berat akibat salah satunya dari pemberlakuan PSBB yang sangat membatasi kegiatan usaha mereka.
Jangankan untuk membeli keperluan menghadapi lebaran saat ini, untuk keperluan makan sehari-hari saja sangat sulit karena kondisi pemberlakuan PSBB saat ini, keluh Dedi warga Cicalengka.
Dedi menyampaikan, ” turunnya bantuan pangan tahap 2 dari Pemerintah Kabupaten Bandung mudah-mudahan bisa sedikitnya meringankan beban hidup yang kami alami saat ini, ” Ucapnya.
Berdasarkan pantauan media dilapangan, data para penerima bantuan pangan ini masih banyak terjadi tumpang tindih dan tidak tepat sasaran.
Bahkan ada di salah satu Desa di Kecamatan Cicalengka bantuan pangan kabupaten Bandung untuk tahap pertama, para penerima bantuan ini oleh pihak RW di bagi dua tanpa terlebih dahulu mengkomunikasikan dengan para penerima haknya.
Serta terjadi juga di salah satu Desa untuk bantuan pangan tahap pertama, mereka membagikan bantuan pangan ini dengan terlebih dahulu membaginya, dimana seharusnya para penerima manfaat mendapatkan 10 liter beras, 2 liter minyak, dan 2 kg gula menjadi mendapatkan setengahnya dari total bantuan tersebut.
Camat Cicalengka H. Entang Kurnia mengatakan, terkait kondisi ada Desa yang membagi dua bantuan pangan ini, hal itu sudah hasil musyawarah Pemerintah Desa berserta tokoh setempat demi menjaga kondusifitas dan meratanya bantuan ke masyarakat.
” Karena bantuan pangan ini terbatas, sedangkan jumlah warga yang terdampak di tiap Desa jumlahnya tidak sebanding dengan bantuan yang ada, Tutur H. Entang.
Tidak berimbangnya jumlah para penerima bantuan dengan total jumlah penduduk terdampak covid-19 di masing-masing wilayah Desa menjadi kendala yang sangat dirasakan langsung oleh pihak Pemerintahan Desa. Sebagai garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat terdampak, pihak Desa banyak menjadi sasaran kemarahan dan tudingan negatif warga yang tidak mendapat bantuan pangan tersebut.(jaelani/dedi)