Daerah  

Warga Kecewa Pasar Tumpah GBLA Di Tutup Paksa

Kota Bandung BI-Kekecewaan bagi warga rancanumpang dan sekitarnya termasuk para pedagang di pasar tumpah stadion GBLA rabu 10 sept ketika surat resmi di layangkan dari kecamatan gedebage mengetahui danramil dan kapolsek gedebage dengan berdasarkan Surat Pemberitahuan nomor KK/323/IX-Kec.Gedebage/ 2020 terkait penghentian kembali untuk sementara waktu aktivitas PKL/Pasar Kaget dan kegiatan.

Seorang pengurus pasar PGAM jahri (nama samaran )mengatakan dengan nada penuh kesal eweh kepastian camat teh mun rek di tutup , tutup sakalian meh puguh demo na kudu tanggung jawab ulah sangenahna wae ,ari nutup babari ari lagu muka eweh jawaban jeung kudu jelas alesan na mun dek di tutup pasar teh lamun memang kabeh kota bandung ulah aya nu dagang lantaran pandemi covid-19 .

Sok kabeh Ulah sok wawarehan naha rarasaan teh gedebage hungkul nu ulah teh, ari di tempat anu lain bisa daragang “tutupnya.(tidak ada kepastian itu camat,kalau memang mau di tutup ,tutup aja sekalian biar jelas demo nya camat itu harus bertanggung jawab jangan se enaknya menutup pasar ,pas giliran buka ga ada jawaban sama sekali dan harus jelas kalau mau menutup pasar itu alasan nya apa ..?

Kalau memang karena pandemi covid-19 knapa hanya gedebage saja sedangkan di tempat yang lain bisa jualan, jangan hanya sebagian saja .
knapa di tempat lain bisa jualan .? .
Masih kata jahri sangat di sayangkan baru juga mau bangkit stabil yang berjualan ini sudah ada larangan harus tutup lagi.

Cobalah ada solusi lain seperti untuk protokol kesehatan covid-19 lebih di kedepankan kalaupun dengan di tutupnya pasar tumpah GBLA toh pengunjung tetap banyak selain hari minggu , kenapa mereka para pengunjung seakan di biarkan kan sama itu juga merupakan sebuah penyebaran virus.

Kalau menurut saya tegak kan lah ke adilan dan kebenaran secara nyata gunakanlah undang undang dengan sejelas jelasnya jangan sampai ada tebang pilih jadi siapapun yang berkerumun dengan ada acara atau kegiatan apapun itu tidak boleh ada supaya tidak timbul cemburu sosial se akan kami saja yang di pangkas tutupnya.

Salah satu pedagang PGAM ujang mengatakan saya akan tetap berjualan karena saya punya tanggung jawab yaitu anak istri saya ,klo ga jualan emang siapa yg mau menafkahi …? SAHID bagi saya itu tinggal di terjemakan saja ..faham kan maksudnya .

Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Bandung, Asep Sudrajat meminta Pemkot Bandung untuk memberikan kejelasan ketika menutup aktivitas masyarakat di wilayah tertentu. Lebih jauh, jika dalam rangka pencegahan penyebaran Covir-19, maka hal yang sama juga harus dilakukan di wilayah lainnya di Kota Bandung. 

Ia menerangkan aktivitas ekonomi di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), merupakan bagian dari relaksasi yang dilakukan oleh pemerintah. Terlebih dalam memutar kembali roda perekonomian ditengah masyarakat. 

“Saya mengimbau masyarakat untuk tidak demo atau melakukan aksi, apalagi di masa pandemi ini. Serta untuk aparat kewilayahan seharusnya menjaga agar roda ekonomi di masyarakat tetap berjalan, selain tetap berupaya mencegah penyebaran Covid-19,” tambahnya.***
( bit )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *