BUSER INDONESIA || Purwakarta – Memperlihatkan cara yang tidak elok dipandang dan tidak elok didengar jika jujur ungkapan kekecewaan banyak Insan Media, adanya perbedaan pelayanan, banyak yang tertahan di pintu masuk karena tidak tercatat sebagai peserta pada acara Media Gathering yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Purwakarta, di Hotel Grand Situ Buleud, Purwakarta, menuai protes, dianggap pencetus polemik cemburu sosial seolah pilih kasih dan mempertanyakan atas dasar apa sehingga itu terjadi, sungguh sangat miris. Demikian disampaikan O. Situmorang salah seorang Insan Media yang hadir, Selasa (12/12/2023).
Menurutnya, Banyak Insan Media yang hadir di Hotel Grand Situ Buleud, Purwakarta, Jawa Barat, menyaksikan sesama Insan Media lainnya tercatat sebagai peserta dan memiliki Barcode dari Diskominfo sebelum kehadirannya, baru diketahui banyak sesama media lain di bagian penerimaan tamu acara Media Gathering itu.
Situmorang mengaku, akhirnya bisa masuk dan ambil gambar tapi bukan peserta, pihaknya sempat mendengar penjelasan dari Santi yang mengaku Konsultan acara tersebut mengatakan, peserta perwakilan Organisasi 3 orang, Ketua, Sekretaris dan Bendahara, tapi Faktanya tidak semua benar, ada Ketua Organisasi yang tidak tercatat, terdengar juga ada perwakilan dari Forum Kuli Tinta yang beberapa waktu lalu Demo di DPRD sebagai peserta. Apakah Forum itu Organisasi,” tanya Situmorang.
Kalau acara ini untuk perwakilan Organisasi jangan tulis Media Gathering, tulis untuk Perwakilan Organisasi. Silahkan Diskominfo jawab apa itu Organisasi, Forum dan Media. Ada yang kurang dipahaminya, ini diselenggarakan Diskominfo tapi Nara Sumber dari Bawaslu. Kami kira tindak lanjut dari Demo Forum Kuli Tinta di DPRD beberapa waktu lalu.
Di disampaikannya, Bawaslu sudah jelas anggaran dan Programnya, ya bisa saja kalau dibisakan yang punya kebijakan sebagai Nara Sumber di acara ini, masalahnya ini yang dijadwalkan hadir siapa yang datang malah siapa, apa tidak bisa mencari waktu yang pas dan cukup untuk kita tatap muka langsung terkait seperti PJ Bupati dan Sekda yang karirnya melesat di usia muda itu,
Perihal Nara Sumber Sosialisasi untuk Media Partner di acara itu, Media mana yang sudah jadi Partner tolong jawab, jangan sampai ada anggapan dari Kami yang dipilihnya Media yang dipegang oleh orang-orang terdekatnya atau yang protesnya lebih berani dari yang biasa saja, guna mendapatkan haknya bisa itu terjadi.
Di Purwakarta sudah lama memanas tentang kecurigaan kuat hal tersebut, termasuk mereka yang terus berusaha agar diperhatikan, kalau yang sabar dan diam nunggu kebijakan dan keadilan dari terkait sampai sadar atau nunggu pertimbangannya bijaknya belum tentu segera diperhatikan.
“Sekarang untuk acara Media Gathering ini jelas tidak dikemas secara Profesional, baru kali ini pihaknya mendengar Diskomimfo acaranya pakai konsultan, harusnya lebih empati, lebih peka dan paham situasi serta kondisi Insan Media di Purwakarta yang saat ini sangat memprihatinkan,” ungkap Situmorang.
Perihal Nara Sumber dari Bawaslu sosialisasi yang harus diketahui Publik, lalu kenapa media yang masuk seolah dibatasi, pilih kasih catat itu. Diantara Kami tempo hari di Hotel Ciwareng acara Bawaslu juga jelas ada pelayanan berbeda untuk media, kenapa itu, kalau tidak ada anggaran cukup alasannya, bisa sambil ngopi saja cukup yang penting niat tugas pengabdian, apakah wajib acara di Hotel dan tidak adakah tempat milik Pemerintah yang gratis, kalau benar-benar efisiensi mari-mari sama belajar lebih disiplin lagi, perihal laporan pertanggungjawaban anggaran sebaiknya terbuka juga, silahkan masing-masing menilai ” ucapnya.
“Seolah media di Purwakarta ini terkotak-kotak dan ini membahayakan harmonisasi yang semestinya kita jaga, sekarang kita saksikan bersama acara ini, katanya efisiensi, di Hotel pakai Konsultan, tapi anggaran berapa untuk acara ini tidak terbuka dengan Kita apa kata Dunia, sudahlah jangan ada dusta antara kita, kalau siap ayo terbuka, Kekurangan Kita perbaiki bersama, tidak usah khawatir kalau tidak merasa terlalu rakus, Kita kurang perbaiki jangan ulang salah,” ucap Situmorang.
“Acara ini kalau dilihat dari spanduk bagus, tapi kenyataannya memilukan, bisa jadi senang bagi sebagian peserta, atau ada yang menganggap bukan urusannya bagi yang tidak tercatat atau tidak peduli yang penting mereka berhasil, hal lumrah kalau yang tidak tercatat mempertanyakan, boleh dan bagus saja berpikir positif, tapi lihat fakta sesungguhnya, mari sama-sama jujur,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Robinson Hutagalung, Wapimred Gemantara News mengatakan, Ala Diskominfo Purwakarta, membungkam Wartawan melalui Organisasi, seolah menganggap Wartawan di Purwakarta Buta Tuli.
Beberapa waktu lalu kita Demo ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purwakarta, setelah mereka pihak Bagian Anggaran (Banggar) DPRD yang diketuai Ahmad Sanusi mencoret anggaran untuk Publikasi yang selama ini ada, menjadi tidak ada, sangat menyakiti dan mendzolimi Kami, karena fakta Kami sekarang seolah kurang diperhatikan.
Kami ada dan Kami hidup sudah selayaknya terpenuhi cukup yang diperlukannya, jauh untuk berlebihan, setidaknya kita bisa makan minum, istirahat, tidur, bersihkan diri, selalu belajar dan menjalankan aktifitas tugas sebagai pilar ke 4.
Selama ini seolah dipandang banyak pihak sebelah mata, perihal oknum bukan saja di Profesi Kami, di Profesi lain ada saja namanya oknum, namun perlu di ingat apa jadinya jika tidak ada yang bertugas pilar ke 4 tersebut, tentunya kemudahan kinerjanya perlu dukungan semua pihak.
Pembinaan selalu diperlukan dan para oknum silahkan untuk dilaporkan ke pihak terkait sesuai pelanggarannya, jangan sampai mereka yang bekerja sesuai tupoksinya dipersulit.
“Tolong jangan keterlaluan, begitu pula dengan Diskominfo, boleh membina tapi tidak elok dengan realisasi acara ini yang menimbulkan polemik. Kami sudah sejak lama mencoba bijaksana menghadapi Diskominfo, mencoba sabar berharap ada perubahan selama bertahun-tahun,” ungkapnya.
Lebih lanjut Robinson menjelaskan, ada tinga fungsi Organisasi Wartawan. Yaitu menjaga kebebasan Pers, meningkatkan Profesionalisme dan Kesejahteraan Wartawan. Organisasi hanya sebuah wadah. Organisasi ada karena ada Wartawan,” jelasnya.
Kami menduga kuat permainan kotor Oknum di Diskominfo seolah kebiasaan, mari sama-sama jujur atas kekurangan kita masing-masing, ingat amanah yang kita emban harus dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Cukup sudah permainan tidak elok itu, jangan diteruskan, salah satu contoh yang sudah terjadi Kasus Majalah Sawala, bagaimana itu kelanjutannya, apa tidak malu, yang rakus seakan pintar berbuat licik fakta seolah ngumpet siang bolong di lapangan,” ungkapnya Miris.
Insan Media sejati bukan penjilat yang penting senang demi untung pribadi atau segelintir. Ada kode Etik bukan untuk di atur semaunya oleh oknum yang meresahkan jika dibiarkan terus berlanjut, mari sama-sama duduk dan bicara lebih Arif Bijaksana guna menghasilkan kesepakatan yang harmonis bukan untuk memperpanjang masalah tidak elok yang sejak lama Kami pendam, jangan main-main dengan anggaran untuk media,” ucapnya.
Kami butuh itu yang jauh untuk berlebihan, silahkan menilai mana yang benar-benar bekerja, mana yang mengedepankan tampang namun kinerjanya dipertanyakan, tidak perlu takut untuk kemajuan Bangsa Indonesia, tidak perlu sekedar kata, yang penting Bukti,”harapnya.
Hal lain yang terlihat dikesempatan tersebut, Spanduk terpampang tulisan “Media Gathering bertujuan mempererat dan memperkuat sinergi dengan media partner untuk mewujudkan Harmonisasi dan Publikasi” mendapat penilaian dari banyak kalangan Insan Media termasuk dari banyak anggota berbagai Organisasi dan Forum Kuli Tinta yang ada di Kabupaten Purwakarta, bukti ketidak keprofesionalan penyelenggara yang menggunakan konsultan namun menuai sangat banyak kekecewaan.
Media Gathering yang dihadiri Kepala Diskominfo, Rudi Hartono, Sekretaris Diskominfo, Nurfalah, para staf dari Diskominfo serta Narasumber dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Ujang Abidin, Koordinator Divisi SDM, Organisasi dan Diklat Bawaslu Kabupaten Purwakarta itu sudah banyak yang memprediksi tidak akan maksimal melayani para Insan Media.
Terlebih tidak hadirnya PJ. Bupati Benni Irwan dan Norman Nugraha, Sekretaris Daerah (Sekda) paling muda dari Sekda-Sekda sebelumnya, sempat banyak yang mempertanyakan perihal karirnya cepat naik itu, terlepas dari fakta benar tidaknya kelayakan posisinya saat ini dari pejabat lainnya.
Rudi Hartono, Kepala Diskominfo, dikesempatan itu menyampaikan, terima kasih atas kehadiran rekan rekan media di acara Media Gathering tersebut dengan harapan bisa mempererat tali silaturahmi dan memperkuat sinergi demi mewujudkan keharmonisan kerja sama antar Media dengan Diskominfo.
“Saya mohon maaf atas ketidak hadiran Pj Bupati beserta Sekda karena beliau ada rapat khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta. Menurut Rudi, Pihaknya diamanatkan PJ Bupati yang menyarankan media harus ada singkronisasi ketika ada kegiatan dari Pemkab untuk ikut meliput ke lapangan,” kata Kepala Diskomimfo tersebut.
Disampaikan Rudi, permohonan maaf pribadinya atas ketidakpuasan Insan Media mengenai tidak realisasinya anggaran di Perubahan Tahun Anggaran 2023 karena ada efisiensi, kedepannya anggaran kerjasama di Tahun 2024 kita sudah membuka Aplikasi yang di buat oleh Diskominfo dan Developer supaya para media yang bermitra bisa mengikuti aturan yang ada,” terang Rudi Hartono.
Dalam acara tersebut, Ujang Abidin, Nara Sumber dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyampaikan ” Undang- undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilihan Umum dan Undang-undang nomor 40 Tahun 2019 tentang Pers.
“Peranan Pers memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui nilai nilai hak dasar Demokrasi, Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia serta menghormati Kebhinekaan. Mengembangkan pendapat berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar. Melakukan pengawasan dan kritik, koreksi yang berkaitan dengan kepentingan umum, memperjuangkan keadilan dan kebenaran yang sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2019,” jelas Ujang.
Febi A. Dzuhri Directur CV. Ramah Teknologi menerangkan perihal Aplikasi Registrasi kerja sama Media dengan Diskominfo wajib mengisi semua kolom yang telah di sediakan di dalam Aplikasi tersebut, itu sudah aturan Kami, antara Perusahaan Media dan Legalitas Kewartawanannya yang sudah sesuai kesepakatan persyaratan dari Diskominfo Kabupaten Purwakarta,” Tegas Febi.
Seorang Wanita dipanggil Santi, Konsultan dari Bandung, mengaku baru pertama kali kerjasama dengan Diskominfo Purwakarta, pihaknya hanya menjalankan acara sesuai Program Diskominfo, yang berkaitan dengan hal di luar kewenangan, pihaknya tidak bisa menjawab,” kata Santi.
“Harus dipahami adanya keterbatasan, ingin memenuhi semuanya tapi apa daya anggaran kurang, yang namanya kurang biasa, ketika tidak semua terlayani mohon dimaafkan, adanya komplain dari teman-teman media hal wajar, tentu kita maunya maksimal dan itu sudah dilakukan, tapi apapun hasilnya yang sudah di upayakan agar berlangsung dengan baik dan lancar sudah kita saksikan bersama, apabila ada pertanyaan untuk Diskomimfo itu silahkan langsung menyampaikannya ke Pihak Diskomimfo,” ucapnya.
Pertanyaan media berapa anggaran untuk berlangsungnya acara tersebut di jawab Konsultan itu tidak tahu,” ucapnya yang di nilai aneh dan tidak meyakinkan media, seolah menutupi, adakah yang mengarahkan pihaknya menjadi Konsultan acara tersebut atau mengikuti prosedur semestinya, sejalan waktu bukan tidak mungkin dapat diketahui Insan Media.
Pantauan Media di area acara Hotel Grand Situ Buleud dikesempatan tersebut, cukup tidak harmonis, keheranan dari yang terlihat Pelaksanaan acara itu kenapa begitu mencolok dan membuat teramat kecewa banyak Insan media yang bekerja tidak semudah membalik telapak tangan.
Fakta di Purwakarta, sejak lama tidak mengherankan ada pemenang tender atau pihak Pengusaha untuk Publikasi ternyata orang dekat dari Pihak yang tidak asing dengan banyak media, cemburu sosial semakin menjadi di kalangan media tidak menyurutkan semangat Kinerja Insan Media yang bertanggungjawab.
Sepintar-pintarnya Manusia yang mengutamakan keuntungan pribadi atau segelintir kelompok tertentu tidak akan selamanya mulus apalagi kalau ada dusta diantara kita, semua yang kita miliki adalah titipan sementara yang harus dipertanggungjawabkan, semoga kita semua mendapat hidayah, mampu memperbaiki kekurangan dan dijauhkan dari sifat rakus yang menimbulkan keterlaluan.
(Tim)