Palembang – Buserindonews.com – Sebelum nya kita semua mendapat kabar dari pemberitaan Sebelum nya bahwasanya Gedung Pasar 16 Ilir Palembang disegel oleh PT Bima Citra Realty (BCR) sejak Kamis (7/3/2024) pukul 23.30 WIB, berdampak kerugian besar bagi para pedagang dan meningkatkan Pengangguran di kota Palembang – 09-03-2024,
yang mana di ketahui Setidaknya ada 1.200 kios di dalam gedung Pasar 16 Ilir Palembang yang tidak beroperasi dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. ini sangat berdampak besar bagi para pekerjanya,
bahkan para pedagang pun tidak mendapatkan pemberitahuan,
Para pedagang sendiri baru tahu pada pagi harinya, Jumat (8/3/2024) ketika segel telah terpasang.
Pedagang geram, sedih, dan putus asa campur aduk menjadi satu melihat kondisi tersebut dengan kejadian ini tak terpikirkan bagaimana nasip mereka, kata Ketua KSPSI Sumatera Selatan,
“jelas ini menjadi permasalahan serius dan terang saja para pedagang akan kehilangan penghasilannya, salah satu pedagang yang enggan di sebut nama nya mengatakan bagaimana kami mau dapat penghasilan kalau tempat kami mencari penghasilan disegel seperti ini, kami butuh makan, anak kami mau sekolah dan makan,” teriak seorang perempuan salah satu pekerja di Lantai 2 ya g di segel,
dan lanjut para pedagang lainnya di Gedung 16 Ilir Palembang, mengatakan, kalau pihaknya setuju ada revitalisasi tapi tidak juga dengan cara menghilangkan mata pencaharian seperti ini.
“ini yang di katakan menzolimi rakyat kecil, kenapa harus disegel, pastinya kami rugi kalau tidak jualan, bagaimana nasib jualan kami di dalam, itu semua harus dijual, kalau ditutup kami rugi,” dan kepada siapa kami meminta pertolongan,katanya.
Setiap pedagang memiliki pendapatan berbeda beda.
Jika dikalikan dengan jumlah pedagang yang cukup banyak itu, PT BCR harus menanggung sangat besar. nSehari paling Rp150 ribu-Rp200 ribu, ada yang lebih, ini untung masih laku pendapatan turun drastis sejak renovasi, apalagi harus bayar pegawai, pegawai sudah saya kurangi tinggal satu,” keluhnya.
sementara itu Cecep Wahyudin Sekretaris KSPSI Provinsi Sumatera Selatan mengatakan, pada dasarnya pastinya pedagang sangat setuju revitalisasi ini karena untuk kebaikan di masa depan.
“namun yang jadi permasalahannya cara PT BCR seperti ini yang kami tidak suka, tanpa pemberitahuan langsung menyegel gedung tanpa ini jelas menimbulkan polemik di kalangan pedagang,.
dengan kejadian ini pedagang akan meminta PT BCR memberikan kejelasan.
Jika selama diskusi nantinya tidak ada solusi, maka PT BCR harus mengganti rugi kerugian para pedagang.
“Jika tidak ada solusi yang terbaik kami akan hitung kerugian para pedagang, kami minta mereka masing-masing mencatat kerugiannya, kami akan lanjutkan ke jalur hukum, PT BCR harus bertanggung jawab,” tegas cecep
dalam hal ini sudah tentu Para pedagang berharap persoalan ini bisa selesai secepatnya dengan kesepakatan yang tidak saling merugikan,
“Jika tidak ada jalan solusinya sudah tentu ini kan jadi permit,” cetusnya.
mengutip dari pernyataan Sebelumnya, Dirut PD Pasar Palembang Jaya Ahmad Rizal mengaku baru tahu soal penyegelan ini dan akan memanggil PT BCR untuk mengetahui situasi ini.
“BCR kita panggil dulu bagaimana ceritanya, kita akan rapatkan dengan pengelola ini untuk mencari solusinya,” katanya.
Sebagai OPD yang menaungi pasar-pasar di Palembang, PD Pasar mengaku tidak tahu-menahu soal langkah yang diambil PT BCR.
Ahmad Rizal juga mengaku belum bisa menilai apakah langkah yang diambil oleh PT BCR untuk menyegel pasar ini adalah langkah yang benar.
“Kami belum tau pasti (benar atau tidak langkah ini) makanya kita panggil dulu BCR-nya dan kita cari solusinya,
masih Menurutnya penetapan tarif kios yang sangat fantastis dengan minimal Rp350 juta itu bukan kewenangan PD Pasar. “Itu kewenangan mereka menetapkan tarif,”
Di sisi lain Ketua KSPSI Provinsi Sumatera Selatan h.zainal Arifin hulap.S.ip mengatakan Kalau Pemerintah Kota Palembang kurang berpihak kepada para buruh dan Menyebabkan 7000 lebih masyarakat jadi pengangguran mendadak,
ia menghimbau untuk kedepan nya supaya masyarakat kota Palembang khususnya benar-benar teliti dalam memilih pemimpin daerah di pilkada mendatang jangan termakan oleh janji-janji yang manis dan pahit akhirnya, tutupnya
Editor : Deni Wijaya
Penulis : Deni Wijaya