Beberapa Keluarga di Desa: Beusi,blok Sabtu ” RESAH ” menjelang musim CARACAB/ awal turun hujan ( garap sawah musim Rendeng )
Majalengka 1- 11 – 2020 – BI.
Dengan adanya musim penghujan lebih awal waktu turun nya, fakta yang berbicara khusus nya wilayah Desa: Beusi kec: Ligung kab:Majalengka.
Tepatnya hari jum’at tanggal 30 -10 -2020 wilayah Majalengka umumnya khusus nya wilayah pedesaan Desa: Beusi /Gandawesi Curah hujan lumayan deras.
Memang penomena alam di waktu musim penghujan datang khususnya masyarakat PETANI sangat menanti musim CARACAB/awal musim hujan rendeng, yang mana mayoritas di pedesaan bercocok tanam padi yang sangat dinanti manakala desah lama musim kemarau panjang segera ber ahkir, di sambut rasa gembira dengan akan memulai berbenah tanam padi di musim RENDENG ( penghujan ).
Di sisi lain disudut fakta kacamata pandang belasan warga blok sabtu Desa: Beusi termasuk sekian jumlah KK, keluarga yang keberadaan nya satu wilayah dengan Desa Gandawesi hanya dengan batas jalur gang sempit, dan juga imbas kepada masyarakat terhitung puluhan KK di blok tersebut yang mana penduduk Desa:Gandawesi.
Setiap tahunnya menjadi langganan sebagai muara air bah, bawaan selokan kali Cipinang yang sangat jelas jelas secara fakta kali Cipinang tidak bisa menerima debit air disaat turun hujan lebat melebihi 3 jam.
Di tambah dengan seiringnnya Era modernnisasi dengan bertambahnya bangunan bangunan rumah penduduk dan lain lain nya yang sama sekaki tdk memper hitungkan kemana alur dan arus air mengalir, yang dampak nya setiap tahun sangat dirasakan oleh warga di blok tersebut.
Minggu dinihari 1 Nopember 2020 awak Media Buser Indonesia BI, atas dasar info langsung dari tokoh masyarakat di blok wilayah tersebut mendatangi lokasi banjir ( bah genangan air ), ternyata di lokasi itu sudah banyak warga berkumpul sedang berembug mencari solusi terbaik dalam antisipasi genangan air bah yang tidak bisa mengalir sempurna untuk membuang genangan air itu.
Tokoh petani di area wilayah itu,Warcim yang di sapa keseharian nya (Patih) menjelaskan kejadian bah banjir di blok itu, dahulu di sebut Blok Lebak pak Kamin ( CIBOGO ) sekarang sudah sangat kental di sebut Blok Pasantren, secara gamblang mengatakan yang sebenarnya kendalanya karna setiap musim penghujan, kali Cipinang itu tidak bisa menampung bah air hujan dari hulu kali dan manakala hujan lebat lebih dari 3 jam kali tersebut meluap tumpah ke area persawah blok Pasantren, di tambah tanggul di sisi kanan perbatasan dengan sawah sawah warga hanya kurang lebih 1/2 ( setengah meter ) lagi pula tidak memakai TPT (tembok penahan tanah), jadi sangat rentan ketika turun hujan lebat, kami petani petani di blok pesantren minta dengan segala kesungguhan kepada PEMDES Desa: Beusi,untuk segera di antisipasi dan di perhatikan demi kenyamanan Lingkungan yang kena imbas di warga blok sabtu perbatasan Desa: Gandawesi, dan kami sangat mengharapkan pihak pihak terkait tata kelola air PSDA untuk menijau kejadian yang ini yang setiap tahunnya menjadi kendala pemukiman dan masyarakat Petani, ungkapnya.
Di waktu yang sama awak Media BI, sempat mewawancarai Bpk: Chandra Sukardi selaku bendahara Gapoktan, yang penjelasanya senada dengan Bpk: Warcim ( Patih ) hanya menambahkan ide ide pengalaman dan fakta mengenai realita yang ada di blok sawah Pesantren dan pemukiman warga blok Sabtu, memang pesawahan di blok ini dari dulunya menurut kontur nya paling bawah ( lebak )makanya setiap musim penghujan datang area sawah di blok ini jadi muara air bah limpahan meluapnya air bah cipinang, di tambah dengan seiring perkembangan modernnisasi global yang sebab akibat nya kurang terkontrol, ya seperti inilah fakta nya tapi insya allah kami akan se segera mungkin akan melaksanakan Koordinasi dengan pihak PEMDES Desa: Beusi dan juga Desa: Gandawesi, supaya cepat tersambungkan kepada dinas terkait, karna memang harus segera di antisipasi dengan bukti bukti jebol nya di beberapa titik tanggul kali Cipinang ini, pungkasnya.
Penulis : D.Krisna – BI.