Buserindonews.com — Jakarta. Muara Enim. Di Tahun 2023 Dugaan Korupsi meningkat ini berdasarkan Laporan Masyarakat dan hasil temuan Tim Investigasi Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia Sumatera Selatan (LAKRI SUMSEL) dan Lembaaga Anti Korupsi Republik Indonesia Dewan Pimpinan Kabupaten Muara Enim (LAKRI Muara Enim), Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, 20/01/2025.
Jumlah Data dugaan Korupsi ini sebagian besar melibatkan Pejabat Pemerintah baik itu di Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa Desa, juga tak kalah banyaknya melibatkan Oknum Kontraktor yang menggunakan APBN maupun APBD.
Akibat dugaan Korupsi itu, di duga kerugian Negara mancapai Ratusan Miliar Rupiah, angka yang fantastis bukan.
Beberapa dugaan Korupsi di Sumatera Selatan itu sudah di serahkan langsung ke Kantor pusat yaitu Kantor, KPK RI, KEJAGUNG, MABES POLRI, KEMENAKER, DIRJEN IMIGRASI, BPKP RI, Kementerian ATR/BPN RI.
Dugaan Korupsi yang sudah dilaporkan LAKRI SUMSEL itu meliputi.
* Proyek BUMN..
* APBD Kabupaten Muara Enim.
* APBN / APBD Sumatera Selatan.
* Kontraktor PT dan CV.
* DD/ ADD.
Menurut keterangan Ketua LAKRI SUMSEL Jumhadi.
“Kalau di hitung hitung dari data dugaan kami, jumlah angka kerugian Negara akibat dugaan Korupsi itu mancapai angka Ratusan Miliar Lebih,
kalau angka itu dibagikan ke masyarakat yang Miskin tentu angka kemiskinan di Sumatera Selatan sangat kecil jumlahnya, “terang Jumhadi”.
Sementara itu Ketua LAKRI DPK Muara Enim Feri Fadli juga sangat menyayangkan Inspektorat yang diduga tak menjalan Tugas Pokok dan Fungsi (TUFOKSI) nya karena Semua data dugaan yang kami dapat banyak menyangkut Inspektorat, terkhusus di Kabupaten Muara Enim ” papar feri”.
Ketua LAKRI SUMSEL dan Ketua LAKRI Muara Enim sudah melaporkan ke Pusat, data yang diterima dari laporan Masyarakat maupun Data temuan LAKRI dilapangan.
“Ada beberapa dugaan Korupsi yang sudah kami layangkan, baik itu dugaan Korupsi di Kota, di Kabupaten, di Kecamatan dan di beberapa Desa, Allhamdulillah semua laporan dan permohonan kami diterima dengan baik di pusat, “tutup feri”.
Editor ; Irno Irawan