Bandung BI –
Pemandangan yang tidak biasa terlihat pada pelaksanaan SKD CPNS Kemenag Jabar sesi 3, Senin (2/3), di Graha Batununggal Indah Bandung. Melihat seorang disabilitas tetapi penuh dengan percaya diri langsung mendatangi panitia dan ingin melakukan verifikasi identitas peserta lebih awal dari peserta lainnya. Dia adalah seorang pemuda asal Yogyakarta dengan nama Rio Waluya lulusan dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Datang dengan didampingi sang ayah tidak menghilangkan kemandirian dalam dirinya bahkan semangatnya patut diacungkan jempol. “Walaupun saya tidak bisa melihat tetapi saya kan masih berpikir untuk berkarya,” ucapnya yang penuh senyum.
Kembali Ia menceritakan bahwa Tuna Netra yang dialaminya adalah akibat dari kecelakaan pada saat sedang main sepak bola di usia 12 tahun. “Saat itu teman saya tidak sengaja menendang mata saya pada saat ingin menendang bola yang mengakibatkan kornea saya robek dan sarafnya rusak,” ceritanya.
Berbagai cara sudah dicoba oleh orang tuanya untuk mengobati matanya sampai akhirnya Ia benar-benar tidak bisa melihat. “Saat itu saya pasrah aja, ini sudah jalan saya yang diberikan oleh Allah SWT. Justru saya jadikan semangat untuk menunjukkan kepada yang lainnya bahwa keterbatasan itu bukan halangan untuk meraih cita-cita,” tegasnya.
Ia bersyukur selama hidupnya selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat peduli bahkan memberikan motivasi positif hingga akhirnya Ia bisa menyelesaikan perkuliahannya.
Ia mengungkapkan, “Selama saya kuliah saya selalu dibiayai oleh program beasiswa karena orang tua saya hanya bisa memberikan saya uang sangu.”
Hidup hemat yang Ia jadikan ibadah pun dilakukannya untuk membuktikan ketaatannya dengan melaksanakan puasa daud ditambah membiasakan untuk melaksanakan Shalat Duha setiap hari.
“Alhamdulillah Allah itu Maha Pemurah dan Penyayang. Saya tidak pernah berpikiran negatif akan kondisi ini bahkan saya meyakini Allah SWT menciptakan manusia itu untuk bahagia. Jadi ya apapun itu saya bawa senang saja,” tuturnya dengan logat jawa yang kental.
Ia mengaku bahwa mengikuti SKD CPNS Kementerian Agama Jawa Barat ini adalah pengalaman pertama kalinya sekaligus tantangan yang ingin dicoba. “Mudah-mudahan ini akan menjadi rezeki masa depan saya,” harap Rio yang mengambil formasi Guru Kelas pada Madrasah Ibtidaiyah pada formasi CPNS Kemenag Jabar.
Disela-sela pendampingannya terhadap peserta disabilitas ini, Kasubbag Pengembangan Informasi dan Komunikasi BKN Pusat, Lugi, mengatakan bahwa peserta yang memiliki disabilitas selalu ada pendampingan dari petugas BKN.
“Seperti Pak Rio ini akan ada pendampingan dari salah satu pegawai BKN untuk membantu mengisikan data dirinya pada aplikasi dan untuk soalnya akan menggunakan headphone untuk mendengarkan soal atau dibacakan oleh pendampingnya,” jelasnya.
Lugi pun menegaskan bahwa peserta disabilitas memiliki hak yang sama dengan peserta normal lainnya bahkan mendapatkan pendampingan khusus.
Pelaksanaan untuk peserta disabilitas terutama Tuna Netra akan mendapatkan tambahan waktu dari peserta normal lainnya. Biasanya pelaksanaan SKD akan dilaksanakan selama 90 menit untuk pengerjaan soal dengan Sistem Computer Assisted Test (CAT). Bahkan tampilan untuk aplikasi disabilitas ini dibedakan dengan peserta lainnynya( Humas/Red)