PATI || buserindonews.com – Proyek pembangunan Sarana dan Prasarana Desa di desa Trangkil Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati berupa pengerjaan talud dan gorong-gorong di dukuh blok sawah terkesan dikerjakan asal jadi karena mengesampingkan teknis konstruksi bangunan yang baik sehingga berakibat tak terpenuhinya azas manfaat serta usia pakai yang tidak panjang. Hal tersebut akan bermuara pada mubazirnya besaran anggaran yang digelontorkannya. Senin, 15/07/24.
Tim Media yang melakukan investigasi di lapangan mendapati bahwa papan nama proyek pengerjaan talud tidak kelihatan justru yang ada malah papan nama proyek pengerjaan gorong-gorong yang hanya bernilai Rp. 8.749.500,- yang bersumber dari Dana Desa.
Menurut Darmanto yang waktu itu menemui Tim Media di lokasi proyek, menjelaskan bahwa dirinya hanya sebagai Mandor dan Tim Pelaksana Kegiatan di desa Trangkil adalah Bu Mudah, Bu Salamah, Darmanto dan Kecik. “Saya hanya Mandor pak disini dan papan namanya ada pak itu ditumpuki papan nama proyek gorong-gorong itu pak.” Jelas Darmanto. Dan benar ternyata banner papan nama proyek Talud ditutupi dengan banner papan nama proyek Gorong-gorong entah dengan maksud apa. Tim Media kemudian menyarankan agar pemasangan papan nama proyek dibuat terpisah demi memenuhi unsur Keterbukaan Informasi Publik sesuai aturan yang ada.
Ketika mengamati struktur konstruksi bangunan Talud, Tim Media dibuat terheran-heran karena ternyata batu-batunya hanya diletakkan begitu saja diatas tanah pondasi yang hanya sedalam tidak sampai 20 cm. Kemudian batu-batu itu dituangi adonan semen begitu saja sehingga akan menyebabkan banyak nya rongga-rongga atau celah yang nantinya pada saat digenangi air maka akan dengan mudahnya air masuk di rongga-rongga itu dan mengakibatkan cepat terkikisnya konstruksi bangunan sehingga bangunan talud tidak akan bertahan lama.
“Ini sudah sesuai speknya ya kayak gini pak sesuai RAB jadi kami ya tinggal mengerjakannya saja pak.” Kata Mandor Darmanto beralasan.
Kepala Desa Trangkil Suremi yang dikonfirmasi oleh Tim Media via telepon aplikasi whatsapp menjelaskan bahwa proyek-proyek itu bersumber dari anggaran Ketahanan Pangan dan Kades akan menelepon pihak pelaksana terkait informasi konstruksi bangunan sebagaimana yang telah diutarakan oleh Tim Media. ” Itu (proyek) bersumber dari anggaran Ketapang Mas (Ketahanan Pangan) nanti saya akan telepon pelaksananya kok bisa seperti itu konstruksinya, kalau saya menghendaki bangunan itu ya yang sebaik mungkin tidak asal asalan Mas.” Jelas Kades Trangkil.
Dalam pantauan di lapangan Tim Media mendapati setidaknya ada 5 kejanggalan yaitu :
1. Papan nama proyek Talud yang bernilai Rp. 186.096.000,- sengaja disembunyikan dengan ditutup papan nama proyek gorong-gorong yang hanya senilai Rp. 8.749.500,- entah dengan maksud apa.
2. Kades menyatakan bahwa proyek itu bersumber dari anggaran Ketahanan Pangan, padahal pada papan nama proyek jelas jelas disebutkan bahwa proyek itu bersumber dari Dana Desa.
3. Konstruksi bangunan yang asal-asalan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah teknik konstruksi bangunan talud sehingga bisa dipredikasi tidak akan bertahan lama.
4. Pekerjaan proyek-proyek sarana dan prasarana tersebut dikerjakan secara swa kelola bukan dikerjakan oleh pihak pelaksana (pihak ke-3) sebagaimana penjelasan Kades.
5. Pasir yang digunakan diduga pasir yang kualitasnya rendah dan tidak sesuai untuk spek bangunan terendam air bahkan kuat dugaan seperti abu batu yang dioplos dengan pasir sungai.
Terkait temuan-temuan tersebut Tim Media selanjutnya akan melakukan konfirmasi ke dinas dan instansi terkait sehingga bisa ditindaklanjuti sebagaimana mestinya guna menyelamatkan uang negara serta kemaslahatan proyek tersebut bagi masyarakat desa Trangkil.
(bsa-red)